Reporter: Herlina KD | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - LONDON. Organisasi negara-negara pengekspor minyak alias Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) dan negara-negara sekutunya akan mempertimbangkan pemangkasan pasokan minyak lebih dalam pada Desember nanti. Mengutip Reuters, Sekretaris Jenderal OPEC pada Kamis (10/10) mengatakan, permintaan yang lebih rendah akibat pelemahan ekonomi global menjadi pertimbangan OPEC untuk kembali memangkas pasokan minyak dunia.
Sejak Januari, OPEC, Rusia dan produsen lainnya yang tergabung dalam OPEC+ telah memangkas produksi minyak sebesar 1,2 juta barel per hari untuk mendukung pasar.
Pakta tersebut berlaku hingga Maret 2020 dan para produsen minyak ini akan kembali bertemu untuk menetapkan kebijakan pada 5 Desember-6 Desember 2019.
"Konferensi ini akan mengambil keputusan yang tepat, kuat dan positif yang akan menempatkan kami pada jalur peningkatan dan stabilitas berkelanjutan pada tahun 2020," ujar Mohammad Barkindo seperti dikutip Reuters.
Baca Juga: OPEC chief says deeper oil cut an option amid weaker 2020 outlook
Ketika ditanya tentang prospek pemangkasan pasokan lebih dalam, Barkindo menyatakan, "Semua opsi terbuka," katanya.
Harga minyak mentah Brent diperdagangkan di kisaran US$ 58 per barel, turun dari level tertingginya yang mendekati US$ 75 per barel pada April lalu. Kekhawatiran perlambatan ekonomi dan melemahnya permintaan karena ketidakpastian Brexit dan sengketa perdagangan AS-China membayangi pasokan yang lebih rendah.
Pada pertemuan Juli lalu, OPEC memutuskan untuk memangkas pasokan untuk sembilan bulan ke depan.
"Mendekati bulan Desember, kita akan dihadapkan dengan data nyata untuk tahun 2020 yang memungkinkan kita untuk meninjau kembali pengaturan saat ini dan membuat keputusan yang mungkin akan mencakup sepanjang tahun," kata Barkindo.
Secara terpisah, OPEC merilis laporan pasar minyak pada Oktober, dimana OPEC memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia apda tahun depan menjadi 3% dari 3,1%. OPEC juga melihat, kemungkinan momentum pertumbuhan AS yang melambat masih akan berlanjut hingga tahun 2020.
Dalam laporan itu, OPEC memperkirakan permintaan minyak mentah OPEC rata-rata 29,6 juta barel per hari, turun 1,2 juta barel per hari dari 2019.
OPEC juga melaporkan, pada September produksi minyak negara-negara OPEC 28,49 juta barel per hari, turun 1,32 juta barel per hari lantaran serangan fasilitas minyak Arab Saudi.
Baca Juga: Harga minyak masih berpeluang tertekan hingga akhir tahun
Arab Saudi menekankan mereka telah memulihkan output dengan cepat. Tapi OPEC mengatakan produksinya pada September turun 660.000 barel per hari dari Aghustus menjadi 9,13 juta barel per hari.
Pada tahun depan, OPEC memperkirakan permintaan minyak global akan tumbuh 1,08 juta barel per hari.