Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pekerja di pabrik Renault-Nissan di India selatan memutuskan untuk melakukan mogok kerja dan tidak datang ke pabrik mulai Senin (31/5). Berdasarkan isi dari surat serikat pekerja, hal tersebut dilakukan karena masalah keamanan terkait penyebaran virus corona (Covid-19).
Ford dan Hyundai, yang memiliki pabrik di India bagian selatan, telah menutup pabrik selama seminggu terakhir menyusul protes atas masalah keamanan kesehatan.
"Tidak akan aman bagi pekerja untuk datang bekerja pada hari Senin tanggal 31 Mei 2021," kata serikat pekerja Renault-Nissan India dalam sebuah surat seperti dikutip dari Reuters, Senin (31/5).
Beberapa sumber mengatakan, serikat pekerja akan terus membahas tuntutannya pada hari Senin. Perlu diketahui, ratusan pekerja di dekat Chennai jatuh sakit karena positif menderita Covid-19 dan puluhan lainnya meninggal tahun ini.
Pada hari Minggu, para pemimpin serikat pekerja mengatakan kepada Renault-Nissan bahwa tuntutannya terhadap tindakan social distancing yang memadai, rehabilitasi keluarga pekerja yang meninggal dan perawatan medis bagi mereka yang terkena Covid-19 belum dipenuhi.
Baca Juga: Perhatian! Vietnam temukan varian Covid-19 baru, kombinasi varian India dan Inggris
"Permintaan serikat untuk memastikan social distancing melalui pengurangan langkah kaki belum diterima," bunyi surat itu kepada direktur pelaksana dan wakil presiden hubungan manusia Renault-Nissan.
Serikat pekerja juga mengatakan Renault-Nissan hanya memvaksinasi 200 pekerja dengan dosis pertama. Padahal perusahaan mengatakan kepada pengadilan setempat pekan lalu bahwa pabrik tersebut memiliki tenaga kerja lebih dari 8.000 orang.
Nissan yang memiliki saham mayoritas di pabrik belum memberikan komentar apapun. Minggu lalu, perusahaan tersebut mengatakan telah memvaksinasi karyawan selama 45 tahun dan bersedia untuk menyuntik mereka yang berusia di bawah 45 tahun berdasarkan ketersediaan.
Pemerintah negara bagian memang mengizinkan pembuat mobil untuk terus beroperasi meskipun ada protes dari para pekerja. Hanya saja, mereka mendesak perusahaan untuk mengikuti protokol social distancing dan memvaksinasi semua karyawan dalam waktu satu bulan.