kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,31   6,47   0.72%
  • EMAS1.383.000 0,36%
  • RD.SAHAM 0.17%
  • RD.CAMPURAN 0.09%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.03%

Putin Bakal Bertemu Erdogan dan Xi Jinping di Kazakhstan, Ada Isu Apa?


Rabu, 03 Juli 2024 / 08:24 WIB
Putin Bakal Bertemu Erdogan dan Xi Jinping di Kazakhstan, Ada Isu Apa?
ILUSTRASI. Presiden Rusia Vladimir Putin akan bertemu dengan Erdogan dan Xi Jinping di Kazakhstan. Sputnik/Alexei Nikolskyi/Kremlin via REUTERS


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Menurut Kremlin, Presiden Rusia Vladimir Putin dan mitranya dari Turki, Recep Tayyip Erdogan, akan bertemu di Kazakhstan pada hari Rabu (3/7/2024), di acara Shanghai Cooperation Organisation (SCO) di ibukota Kazakhstan, Astana.

Melansir DPA International, pembicaraan antara kedua kepala negara ini awalnya direncanakan di Turki. 

Kemudian, pada Kamis (4/7/2024), Putin akan bertemu dengan pemimpin Tiongkok Xi Jinping pada acara yang sama. 

Putin juga akan berkonsultasi dengan presiden Azerbaijan, Kazakhstan, dan Belarusia. Pembicaraan lebih lanjut dijadwalkan dengan perdana menteri Pakistan dan wakil presiden Iran.

Sejak memerintahkan invasi negaranya ke Ukraina pada tahun 2022, Putin telah berulang kali mengatakan bahwa mengingat ketegangan dengan Barat, ia mencari tatanan dunia baru tanpa Amerika Serikat yang berusaha untuk meraih supremasi.

Putin sepertinya tidak akan mendengar banyak kritik dari kelompok yang bersahabat dengan Rusia atas perangnya melawan Ukraina. 

Baca Juga: Kedekatan Vladimir Putin dengan Kim Jong Un Bisa Jadi Masalah Besar Bagi China dan AS

Perdana Menteri India Narendra Modi diperkirakan tidak akan menghadiri pertemuan ini, namun berencana untuk mengunjungi Rusia setelahnya, kata Kremlin.

Mengutip Tribune.com, Putin terakhir kali bertemu dengan Xi pada bulan Mei ketika ia mengunjungi China dalam perjalanan luar negerinya yang pertama setelah dilantik untuk masa jabatan kelima sebagai presiden Rusia.

Kazakhstan saat ini memegang kursi ketua SCO. Kelompok yang didirikan pada tahun 2001 untuk memerangi terorisme ini memiliki sembilan anggota penuh. 

SCO adalah organisasi politik, ekonomi, keamanan dan pertahanan internasional di kawasan Eurasia yang didirikan oleh Tiongkok dan Rusia pada tahun 2001. Anggota penuh lainnya adalah Pakistan, India, Iran, Kazakhstan, Kirgistan, Tajikistan, dan Uzbekistan.

Baca Juga: Rusia Ingin Sanksi PBB untuk Korea Utara Dipertimbangkan Kembali

Turki, meskipun bukan anggota, sering ikut serta dalam pertemuan-pertemuannya sebagai "mitra dialog".

Selanjutnya: Membidik Pengemplang Pajak Hingga Luar Negeri

Menarik Dibaca: Ini Rekomendasi Kementerian Kesehatan Cara Memberikan ASIP




TERBARU

[X]
×