Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengatakan pihaknya siap menggunakan cluster bomb atau bom curah jika Ukraina menggunakannya di medan perang. Putin juga memastikan Rusia memiliki cadangan bom curah yang cukup.
"Saya ingin mencatat bahwa di Federasi Rusia ada persediaan yang cukup dari berbagai jenis bom cluster. Kami belum menggunakannya. Tetapi tentu saja jika digunakan untuk melawan kami, kami berhak untuk mengambil tindakan timbal balik," kata Putin dalam wawancara dengan TV Moscow, dikutip Reuters.
Di luar urusan bom cluster, Putin juga mengatakan bahwa tidak salah bagi Rusia untuk memeriksa peralatan dan misil militer Barat yang disita, seperti misil Storm Shadow yang dipasok Inggris ke Ukraina.
Baca Juga: Kelompok HAM Mengecam Rencana AS untuk Mengirim Bom Cluster ke Ukraina
Bagi Putin, langkah itu dilakukan untuk melihat apakah ada sesuatu yang berguna yang dapat digunakan dalam persenjataan militer Rusia sendiri.
Hari Kamis pekan lalu, Ukraina mengatakan mereka telah menerima bom cluster dari Amerika Serikat. Menurut Kyiv, bom jenis itu diperlukan untuk mengkompensasi kekurangan peluru yang dihadapi oleh militer mereka untuk melakukan serangan balasan.
Bom cluster dilarang di lebih dari 100 negara karena mampu melepaskan sejumlah besar bom kecil yang dapat membunuh tanpa pandang bulu di wilayah yang luas.
Beberapa bom kecil yang tersebar pun berpotensi gagal meledak saat itu juga dan berubah menjadi ranjau darat. Bom-bom itu kerap meledak puluhan tahun setelah perang usai dan melukai warga sipil.
Baca Juga: Medvedev: Kiriman Senjata NATO ke Ukraina Membuat Perang Dunia Ketiga Semakin Dekat
Pihak Ukraina menegaskan bahwa mereka akan menggunakan bom cluster untuk mengusir konsentrasi tentara musuh ketika mencoba merebut kembali wilayahnya sendiri, tetapi tidak akan menggunakannya di wilayah Rusia.
Sementara itu, Putin menganggap penggunaan bom cluster sebagai kejahatan dan merasa untuk saat ini Rusia memang tidak perlu menggunakan senjata jenis itu.
Di sisi lain, Human Rights Watch mengatakan Rusia dan Ukraina telah menggunakan bom jenis itu selama perang berlangsung. Rusia dan Ukraina memang belum menandatangani Convention on Cluster Munitions yang melarang produksi, penimbunan, penggunaan, dan transfer senjata jenis itu.