Sumber: The Moscow Times | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - MOSCOW. Suasana berpotensi memanas. Presiden Rusia Vladimir Putin mengecam langkah Amerika Serikat (AS) yang menjatuhkan sanksi baru terhadap Suriah saat pandemi virus corona baru.
"Meskipun ada seruan dari Sekretaris Jenderal PBB untuk mengurangi tekanan sanksi dalam kondisi pandemi, Washington seperti Brussels (Uni Eropa) memutuskan untuk memperpanjang langkah-langkah terhadap Suriah," kata Putin.
"Selain itu, sanksi baru yang kemungkinan ditujukan untuk mencekik Suriah secara ekonomi telah berlaku," ujarnya saat konferensi video dengan Presiden Hassan Rouhani dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Rabu (1/7), seperti dikutip The Moscow Times.
Baca Juga: Rusia bantah Putin dapat memanipulasi Trump seperti memainkan biola
Baca Juga: Putin diduga jadi otak pembunuhan pemimpin Chechnya di Jerman
Lewat Caesar Act, AS memberlakukan sanksi baru atas Suriah mulai pertengahan Juni lalu, dengan gelombang pertama menargetkan 39 orang atau entitas termasuk Presiden Bashar al-Assad dan istrinya Asma.
Sanksi yang tertuang dalam undang-undang itu bertujuan untuk memaksa Assad menerima Resolusi Dewan Keamanan PBB 2254 tahun 2015 yang menyerukan gencatan senjata, pemilihan umum, dan transisi politik di Suriah.
Rusia dan Iran adalah sekutu utama Assad dan Teheran juga mengkritik sanksi AS tersebut. Kedua negara tersebut beberapa kali bertemu dengan Turki, yang mendukung oposisi Assad, untuk menyelesaikan konflik perang di Suriah yang telah berlangsung satu dekade.