kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.415.000   -13.000   -0,54%
  • USD/IDR 16.600   -6,00   -0,04%
  • IDX 8.089   173,32   2,19%
  • KOMPAS100 1.119   28,59   2,62%
  • LQ45 796   23,97   3,10%
  • ISSI 285   3,86   1,37%
  • IDX30 415   14,34   3,58%
  • IDXHIDIV20 470   17,22   3,80%
  • IDX80 124   2,97   2,46%
  • IDXV30 133   4,48   3,48%
  • IDXQ30 131   4,31   3,39%

Rahasia Bertahan dari Rugi 50%, Pelajaran Investasi dari Buffett dan Munger


Senin, 20 Oktober 2025 / 14:39 WIB
Rahasia Bertahan dari Rugi 50%, Pelajaran Investasi dari Buffett dan Munger
Ketua Berkshire Hathaway Warren Buffett (kiri) dan Wakil Ketua Charlie Munger terlihat pada hari belanja tahunan pemegang saham Berkshire di Omaha, Nebraska, AS, 3 Mei 2019. jika tidak siap menghadapi penurunan nilai portofolio hingga 50%, maka jangan berharap memperoleh hasil investasi yang luar biasa.


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Charlie Munger, wakil ketua Berkshire Hathaway sekaligus rekan dekat Warren Buffett, pernah mengingatkan satu hal penting bagi investor: jika tidak siap menghadapi penurunan nilai portofolio hingga 50%, maka jangan berharap memperoleh hasil investasi yang luar biasa.

Aturan ini terdengar sederhana, tapi menjadi ujian terberat bagi siapa pun yang ingin serius berinvestasi di saham jangka panjang. 

Dalam wawancara dengan BBC pada 2009, Munger menyebut bahwa investor yang tidak bisa tetap tenang menghadapi penurunan 50% dalam harga saham dua atau tiga kali dalam satu abad “tidak layak menjadi pemegang saham biasa” dan hanya akan mendapatkan hasil medioker.

Baca Juga: 5 Strategi Investasi Buffett untuk Portofolio Tahan Banting

Contohnya nyata pada krisis keuangan global 2008, ketika saham Berkshire Hathaway sempat anjlok lebih dari separuh nilainya, nasib serupa dialami banyak perusahaan besar lainnya. 

Taylor Kovar, CEO 11 Financial, menegaskan bahwa penurunan tajam seperti itu adalah bagian alami dari investasi. 

“Kalau ingin menikmati pertumbuhan jangka panjang, Anda harus siap bertahan ketika pasar bergejolak,” ujarnya kepada Investopedia, seperti dikutip Senin (20/10/2025).

Munger dan para ahli sepakat, banyak investor gagal karena tidak siap menghadapi gejolak besar. Saham-saham unggulan seperti Amazon, Apple, hingga Berkshire Hathaway sendiri pernah merosot hingga 50%, namun kemudian kembali bangkit. 

Baca Juga: Daftar Saham Unggulan Warren Buffett dan Strategi Investasinya

Masalahnya, sebagian besar investor justru panik dan menjual saat harga jatuh, sehingga kehilangan kesempatan saat pasar pulih.

Kovar menekankan pentingnya persiapan. Investor perlu memastikan tak ada satu investasi pun yang bisa merusak seluruh portofolio, menjaga likuiditas agar tak terpaksa menjual di waktu buruk, dan memiliki rencana sebelum pasar berfluktuasi. 

Menurutnya, keputusan bertahan atau keluar dari saham saat harga turun harus didasari pada fundamental perusahaan. 

“Jika kepemimpinan dan neracanya tetap kuat, penurunan bisa jadi peluang beli. Tapi kalau dasarnya sudah berubah, mungkin saatnya keluar,” katanya.

Bagi Munger, terlalu berhati-hati juga berisiko. Menghindari saham demi keamanan jangka pendek sering kali membuat investor gagal mengimbangi inflasi dan kehilangan peluang membangun kekayaan jangka panjang. 

Baca Juga: 10 Saham Unggulan Warren Buffett di 2025

Bermain aman bisa melindungi dari kerugian sesaat, tetapi juga berarti melewatkan kebangkitan besar pasar.

Aturan 50% Munger bukan sekadar nasihat, melainkan ujian mental bagi investor sejati. Sejarah menunjukkan, bahkan perusahaan terbaik pun pernah jatuh dalam. Namun mereka yang bertahan justru menikmati hasil terbesar. 

Investor yang siap menghadapi badai pasar dan memiliki ketahanan emosional akan lebih mampu memetik pertumbuhan jangka panjang yang berkelanjutan.

Selanjutnya: Untuk Jadi Negara Maju, Indonesia Harus Bebas dari Ketergantungan pada Komoditas

Menarik Dibaca: Saham-saham Bank Melejit Menopang IHSG, Ada Apa?




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×