Sumber: Business Insider | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
2. Mengurangi memberikan hadiah atau dukungan finansial pada anak yang sudah dewasa
Dalam penelitiannya, Stanley menemukan, mendukung anak-anak yang sudah dewasa tidak menguntungkan. Orangtua yang memberikan semacam bantuan kepada anak-anaknya yang telah dewasa cenderung memiliki kekayaan yang jauh lebih sedikit.
Sebaliknya, para jutawan yang minim memberikan dukungan finansial pada anak-anaknya yang telah dewasa cenderung memiliki kekayaan lebih tinggi. Umumnya, mereka membebaskan anaknya untuk berkarier sesuai minat masing-masing.
Mereka hanya menerima dukungan finansial untuk biaya pendidikan. Hanya sekitar 60% jutawan yang membantu anak-anak mereka membeli rumah.
Lalu, hanya 32% jutawan yang mendanai pendidikan pascasarjana anak-anak mereka, dan cuma sekitar 18% yang menghadiahkan anak-anak mereka investasi properti.
Baca Juga: Berikut sifat-sifat utama yang dimiliki pengusaha sukses di atas rata-rata
3. Tidak menghabiskan waktu berjam-jam untuk mengelola investasi
Memiliki saham dan investasi memang menjadi bagian penting dari strategi kekayaan kebanyakan jutawan, sekitar 95% di antaranya memiliki saham. Stanley menemukan, paling sedikit 20% dari kekayaan mereka diinvestasikan di pasar saham.
Tapi, kebanyakan jutawan yang dia survei tidak terlalu sering menyentuh investasi mereka. Sebanyak 42% jutawan tidak melakukan perdagangan apa pun dalam portofolio saham mereka.
Jutawan cenderung membeli dan menahan investasi selama bertahun-tahun. Memungkinkan investasi mereka terbebas dari pajak keuntungan modal jangka pendek yang lebih tinggi.
Itu juga membuat mereka tidak perlu menghabiskan waktu berjam-jam setiap minggunya untuk mengelola investasi mereka.