Sumber: Forbes,Bloomberg | Editor: Sandy Baskoro
NEW YORK. Di bawah racikan tangan dingin Barry Diller, InterActiveCorp (IAC) menjadi salah satu holding media online terbesar di Amerika Serikat. Naluri bisnis Diller cukup tajam. Sebelum internet booming, dia sudah melihat bahwa dunia maya merupakan masa depan bisnis teknologi informasi.
Diller menduduki posisi Chairman dan Chief Excecutive Officer IAC pada tahun 1995. Sebelum itu, sejak tiga dekade lalu, pria berusia 72 tahun ini telah lama malang-melintang di industri media televisi, layar lebar dan hiburan. Diller pun kenyang dengan asam garam di industri ini.
Pada pertengahan dekade 1990-an, internet mulai masuk ke kehidupan masyarakat. Orang melihat internet sebagai sesuatu yang baru dan menarik. Insting Diller mengatakan bahwa di dunia yang masih baru inilah, masa depan bisnis teknologi komunikasi dan informasi berada. Melihat hal itu, dia banting setir dari menggawangi studio 20th Century Fox menuju platform baru, yaitu dunia online.
Diller kemudian menggabungkan dua hal yang digandrungi masyarakat Amerika Serikat, yaitu belanja dari rumah dengan cukup mengangkat telepon maka barang bisa dipesan dan segera sampai tujuan. Dia mengembangkan cara baru berbelanja secara online. Hal itu dia jalani dengan membentuk Home Shopping Network (HSN) pada tahun 1996.
Di tahun berikutnya, masih melalui HSN, Diller membeli 50% saham Ticketmaster. Akuisisi tersebut menjadi keputusan tepat. Buktinya, dalam beberapa tahun ke depan, situs ticketmaster.com menjadi salah satu pendulang keuntungan bagi Diller. Melalui situs ini, dia mencoba menjembatani kebutuhan masyarakat atas pembelian tiket yang bisa dijangkau dengan situs online.
Tahun 1998 menjadi tahun ekspansi besar-besaran Diller melalui IAC. Dia menggabungkan ticketmaster.com dengan citysearch online, sebuah situs referensi perjalanan. Perusahaan hasil merger ini langsung memperkuat modal dengan menjual sahamnya ke publik. Selain mendongkrak divisi online, Diller berhasil mengakuisisi USA Network Inc, perusahaan televisi yang menginduki stasiun televisi Sci-Fi dan Universal Domestic Television.
Bisnis Diller terus berkembang. Saban tahun, IAC menelurkan perusahaan online. Kini, IAC memiliki 150 brand situs media online, seperti Vimeo.com dan Ask.com. Jaringan media online milik Diller telah merambah hingga 100 negara di dunia. Tak heran, seluruh situs tersebut mengklaim dikunjungi oleh sekitar 1,5 miliar orang per bulan.
Pada 2013, IAC mengantongi pendapatan US$ 3,023 miliar, tumbuh 8% dari tahun 2012 sebesar US$ 2,8 miliar. IAC mengemas laba bersih 2013 sebesar US$ 285,8 juta, melompat 79% dari periode sama tahun 2012 sebesar US$ 159,3 juta.
Selain piawai berbisnis, Diller jago dalam mengaderisasi para asisten dan bawahannya. Yang unik, anak didiknya malah bertransformasi menjadi kompetitornya di masa mendatang. Media di AS menyebut para kompetitor itu sebagai "The Killer Dillers".
Sebut saja Michael Eisner yang dulu merupakan Chief Operating Officer Paramount Pictures saat Diller masih menjabat Chairman dan CEO di sana. Belakangan, Eisner menjadi Chairman dan CEO Walt Disney Company. Ada pula Dawn Steel, yang dulu asisten Diller di Paramount, kini menjadi kepala bagian di Columbia Pictures. Sementara, Jeffrey Katzenberg yang dulu Kepala Bagian Produksi Paramount, kini menjadi kepala bagian di DreamWorks Animation. Satu nama lagi adalah Garth Ancier, yang menjabat Presiden Divisi Produksi Paramount di masa Diller memimpin, kini jadi President BBC America. (Bersambung)