kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Raja Salman: Sudah waktunya menghentikan kekacauan yang Iran lakukan


Rabu, 20 November 2019 / 22:57 WIB
Raja Salman: Sudah waktunya menghentikan kekacauan yang Iran lakukan


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - RIYADH. Raja Arab Saudi Raja Salman menyerang dengan nada menantang musuh-musuh kerajaan dengan mengatakan, serangan rudal dan pesawat tak berawak tidak menghentikan pembangunan negaranya.

Dalam pidato tahunan di hadapan Dewan Syura, Rabu (20/11), Raja Salman meminta komunitas internasional untuk menghentikan program nuklir dan rudal balistik Iran, serta menghentikan intervensi regional.

Raja Salman mengatakan, sudah waktunya untuk menghentikan "kekacauan dan kehancuran" yang Iran hasilkan. Dia juga menyebutkan, kebijakan minyak Arab Saudi ditujukan untuk stabilitas pasar.

Baca Juga: Jual 1,5% Saham Aramco Senilai US$ 25,6 Miliar, Ini yang Arab Saudi Lakukan

"Meskipun kerajaan telah mengalami serangan dari 286 rudal balistik dan 289 drone, dengan cara yang belum terlihat di negara lain, itu tidak memengaruhi proses pembangunan kerajaan atau kehidupan masyarakat," kata Raja Salman di hadapan anggota Dewan Syura dan diplomat asing seperti dikutip Reuters.

Raja Salman memuji kemampuan Saudi Aramco yang dengan cepat mengembalikan kapasitas produksi minyak, setelah serangan terhadap fasilitasnya pada September lalu yang sempat memangkas lebih dari 5% pasokan global.

Menurut Raja Salman, Saudi Aramco telah membuktikan kemampuan Arab Saudi untuk memenuhi permintaan global dengan cepat.

Raja Salman juga menyambut baik penawaran umum perdana (IPO) raksasa minyak itu yang berlangsung mulai minggu ini danĀ  mengatakan, ia akan menarik investasi asing dan menciptakan ribuan lapangan kerja di Arab Saudi.

Baca Juga: Saudi Aramco menyebut risiko serangan teroris dan antimonopoli dalam prospektus IPO

Muslim Sunni Arab Saudi dan Iran Syiah terkunci dalam perjuangan selama puluhan tahun untuk mendapatkan pengaruh di seluruh wilayah, dengan mendukung pihak-pihak yang berselisih dalam konflik mulai di Suriah hingga Yaman.

Ketegangan di kawasan Teluk meningkat sejak Presiden Donald Trump menarik Amerika Serikat dari Kesepakatan Nuklir Iran pada tahun lalu dan menerapkan kembali sanksi ekonomi atas negeri mullah.

Washington dan Riyadh menyalahkan Teheran atas serangan September dan serangan sebelumnya terhadap tanker minyak di perairan Teluk dan instalasi minyak Saudi lainnya. Iran membantah terlibat.




TERBARU

[X]
×