Sumber: Dailymail | Editor: Djumyati P.
CALIFORNIA. Beberapa minggu terakhir banyak orang yang meramaikan Tomcat. Serangga yang bernama latin Paederus littoralis ini sebenarnya adalah serangga yang biasa ditemukan di daerah persawahan karena mereka adalah predator hama padi.
Tapi kabar yang beredar memang membuat banyak orang khawatir. Racunnya bisa membuat iritasi pada kulit yang kelihatan cukup parah. Bahkan beredar kabar burung juga, racun ini cukup kuat untuk bisa merenggut jiwa manusia. Pemberitaan yang berlebihan dari media, membuat Tomcat ini sudah seperti monster yang sangat mengerikan.
Padahal Indonesia mempunyai monster yang lebih menakutkan. Para ilmuwan di California menemukan spesies serangga baru di Indonesia yang mungkin lebih pantas dinamakan monster.
Spesies baru lebah ini ditemukan di Pulau Sulawesi, berukuran dua setengah inci (6,35 cm) dan memiliki rahang yang sangat besar. Penemu serangga baru ini mengatakan ia tidak bisa membayangkan bagaimana spesies ini berjalan.
Lynn Kimsey, profesor entomologi (ilmu serangga) University of California, Davis, berkata “Rahangnya sangat besar sehingga serangga ini seperti terbungkus kepalanya oleh rahang pada saat tertutup. Saat terbuka rahangnya ini lebih panjang dari pada kaki depan,” ungkapnya.
Kimsey menemukan lebah ini di Pegunungan Mekongga, Sulawesi Tenggara. Ukurannya yang besar dan keganasannya membuat Kimsey mengasosiasikan serangga ini seperti komodonya lebah. “Saya akan memberi nama serangga ini Garuda, sama dengan lambang nasional Indonesia,” ujar Kimsey.
Garuda yang dikenal sebagai rajanya burung adalah prajurit mistis yang sangat kuat. Setengah manusia dan setengah elang, memiliki sayap yang lebar, kecakapan bela diri dan kecepatan yang sangat tinggi.
“Pertama kali saya lihat serangga ini, saya tahu binatang ini merupakan sesuatu yang tidak biasa,” ujar Kimsey. “Saya tidak pernah melihat spesies Dalara seperti ini. Kami juga tidak tahu tentang biologi lebah ini. Serangga ini hanya diketahui dari Sulawesi Tenggara,” tambah Kimsey.
Rahang yang besar ini kemungkinan berperan dalam pertahanan dan reproduksi. “Pada spesies lain dalam genus yang sama, serangga jantan akan menggantung di pintu masuk sarang untuk untuk melindungi sarang dari parasit dan pencurian. Untuk hal ini, serangga jantan menuntut jasa dari serangga betina dengan mengawininya setiap kembali ke sarang. Jadi, perlakuan ini merupakan salah satu cara untuk menjamin paternitas atau garis ayah. Selain itu, rahang-rahangnya cukup besar untuk melilit rongga dada serangga betina dan menahannya selama perkawinan,” tutup Kimsey.