kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.934   -59,00   -0,37%
  • IDX 7.291   -23,37   -0,32%
  • KOMPAS100 1.117   -4,54   -0,41%
  • LQ45 885   -6,84   -0,77%
  • ISSI 224   0,62   0,28%
  • IDX30 454   -4,21   -0,92%
  • IDXHIDIV20 548   -5,48   -0,99%
  • IDX80 128   -0,56   -0,44%
  • IDXV30 137   -0,32   -0,23%
  • IDXQ30 151   -1,66   -1,09%

Ratusan ribu orang di seluruh dunia dipasung karena alami gangguan mental


Rabu, 07 Oktober 2020 / 04:52 WIB
Ratusan ribu orang di seluruh dunia dipasung karena alami gangguan mental
ILUSTRASI. Ratusan ribu orang di dunia dipasung karena alami gangguan mental. Masih banyak masyarakat yang percaya bahwa gangguan tersebut disebabkan oleh sihir.


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - KENYA. Human Rights Watch pada hari Selasa (6/10) mengumumkan bahwa ratusan ribu orang dengan gangguan mental terpaksa dipasung di sekitar 60 negara.

Reuters melaporkan, ratusan ribu orang di antaranya berasal dari kalangan berbeda, termasuk wanita dan anak-anak. Tanpa dukungan atau kesadaran kesehatan mental, keluarga atau institusi sering memasung para penderita gangguan mental tersebut.

Human Rights Watch menemukan fakta bahwa orang-orang tersebut ditinggalkan di satu ruang kecil. Mereka tidur, makan, bahkan buang air di satu ruangan yang sama dengan perhatian seadanya.

Baca Juga: Berkah pandemi COVID-19, pemuda tunawisma di Kenya menjelma jadi bintang R&B populer

Hari ini, tanggal 10 Oktober 2020, diperingati sebagai Hari Kesehatan Mental Sedunia. Laporan Human Rights Watch mendokumentasikan melalui hampir 800 wawancara tentang bagaimana penyandang disabilitas psikososial di negara-negara seperti Cina, Nigeria dan Meksiko dapat hidup terbelenggu selama bertahun-tahun.

Banyak dari mereka bahkan dirantai di pohon, dikunci di sebuah kandang khusus, bahkan dibiarkan di dalam kandang untuk hewan.

"Kami telah menemukan praktik belenggu lintas agama, strata sosial, kelas ekonomi, budaya, dan kelompok etnis. Ini adalah praktik yang ada di seluruh dunia," ungkap Kriti Sharma, peneliti senior hak disabilitas di Human Rights Watch, seperti dikutip Reuters.

Baca Juga: Angka kematian akibat virus corona yang kecil di Afrika buat peneliti kebingungan



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×