Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - SHENZHEN. Perusahaan teknologi asal China, Realme akan memasuki pasar handset kelas atas Eropa bulan depan dengan perangkat paling mahal yang pernah ada. Hal tersebut sejalan dengan target perusahaan untuk menjual 50% lebih banyak smartphone secara global tahun ini.
Mengutip Reuters (26/1), perusahaan yang berbasis di Shenzhen adalah di antara beberapa perusahaan handset China yang telah membuat langkah agresif untuk merebut pangsa pasar global dari Huawei Technologies, setelah sanksi AS yang ditingkatkan membuat rantai pasokan mantan pembuat ponsel pintar itu tertatih-tatih dan memaksanya mundur.
Realme berencana untuk mulai menjual ponsel premium GT 2 Pro di seluruh Eropa pada bulan Februari seharga US$700 hingga US$ 800. Harga tersebut hampir dua kali lipat dari harga yang disarankan 349 euro setara US$ 395 dari GT Master Edition yang saat ini dijual melalui Amazon dan mendekati harga ponsel kelas atas lainnya dari pemimpin pasar Apple dan Samsung.
"Kami pikir ini adalah pasar yang sangat penting, dan pasar yang besar untuk ponsel kelas atas," kata CEO Realme Sky Li.
Baca Juga: AS Pertimbangkan Staf Kedutaan Bisa Keluar dari China, Ada Apa?
Li mengatakan dia mengharapkan ponsel G2 Pro untuk menarik pelanggan Eropa karena ini adalah salah satu ponsel pertama yang diluncurkan dengan prosesor Snapdragon 8gen1 andalan baru Qualcomm, yang menjanjikan kecepatan dan efisiensi daya yang lebih tinggi.
“Realme menjual 60 juta handset pada tahun 2021 secara global dan bertujuan untuk menjual 90 juta tahun ini dan lebih dari 100 juta pada tahun 2023,” kata Li.
Sekadar informasi, Counterpoint Research memperkirakan pasar smartphone Eropa menghasilkan pendapatan sebesar US$ 80,65 miliar dalam 11 bulan pertama tahun 2021, di mana perangkat kelas atas menyumbang US$ 55,56 miliar. Hal tersebut dikaitkan dengan model premium Apple dan Samsung yang sukses.
Menurut riset tersebut, Apple, yang harga iPhone 13-nya mulai dari sekitar US$ 850, adalah produsen terlaris di Eropa pada kuartal terakhir, diikuti oleh Samsung dan Xiaomi, yang ponselnya masing-masing dihargai sekitar US$ 900 dan US$ 700.
Baca Juga: Perusahaan Mobil Listrik Milik Baidu Kumpulkan Pendanaan Baru Senilai US$ 400 Juta
Sementara itu, Realme adalah penjual smartphone terbesar keenam di dunia pada akhir September, menurut Counterpoint, dengan penjualan yang kuat di India, Asia Tenggara dan Eropa Timur.
Data dari konsultan IDC menunjukkan pasar Eropa sebanding dengan Amerika Serikat pada tiga kuartal pertama tahun 2021 dalam hal pendapatan smartphone, tetapi tertinggal di belakang China.