kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

AS Pertimbangkan Staf Kedutaan Bisa Keluar dari China, Ada Apa?


Rabu, 26 Januari 2022 / 12:19 WIB
AS Pertimbangkan Staf Kedutaan Bisa Keluar dari China, Ada Apa?
ILUSTRASI. Bendera China dan AS berkibar di dekat Bund di Shanghai, China 30 Juli 2019. AS sedang mempertimbangkan, apakah akan mengizinkan diplomat Amerika dan keluarga mereka keluar dari China.


Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Departemen Luar Negeri AS sedang mempertimbangkan, apakah akan mengizinkan diplomat Amerika dan keluarga mereka di China keluar dari negeri tembok raksasa.

Pertimbangan itu menyusul ketidakmampuan Pemerintah AS untuk mencegah otoritas China membuat mereka tunduk pada tindakan pengendalian pandemi yang mengganggu, sumber Reuters mengatakan.

Dua sumber Reuters yang mengetahui masalah ini mengungkapkan, Kedutaan Besar AS untuk China pada Senin (24/1) telah mengirim permintaan ke Washington untuk penandatanganan resmi.

Permintaan itu datang ketika China meningkatkan protokol pencegahan Covid-19 menjelang pembukaan Olimpiade Musim Dingin Beijing pada Februari nanti.

Baca Juga: Penyelenggara Olimpiade Beijing Temukan 72 Kasus Covid-19, Tidak Ada Atlet

Sumber tersebut, yang berbicara kepada Reuters dengan syarat anonim karena sensitivitas masalah ini, menambahkan, beberapa staf Kedutaan kesal karena Pemerintah AS tidak mau atau tidak bisa membebaskan pejabat Amerika dari tindakan karantina yang ketat.

Aturan itu mencakup kemungkinan masuk paksa ke klinik Covid-19 dan pemisahan dari anak-anak.

Departemen Luar Negeri AS mengatakan kepada Reuters dalam sebuah pernyataan pada Selasa (24/1), status operasional di Kedutaan dan Konsulat di China tidak berubah.

"Setiap perubahan dalam status operasi seperti ini hanya akan didasarkan pada kesehatan, keselamatan, dan keamanan rekan-rekan kami dan anggota keluarga mereka," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS.

Kementerian Luar Negeri China tidak segera membalas permintaan komentar dari Reuters.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Meningkat, Beijing Periksa Perusahaan Rantai Pasok Dingin

Salah satu sumber menyebutkan, Kedutaan Besar AS melakukan survei internal yang menunjukkan, sebanyak 25% staf dan keluarga mereka memilih untuk meninggalkan China sesegera mungkin.

Lalu, staf Kedutaan meminta karantina rumah untuk diplomat harus menjadi persyaratan dasar, dan masuk ke klinik juga rumahsakit harus bersifat sukarela, sumber itu menambahkan. Tapi, Pemerintah AS gagal memenuhi permintaan itu.

Pada bulan-bulan awal pandemi Covid-19, Pemerintah AS mengevakuasi sekitar 1.300 diplomat AS dan anggota keluarga dari China. Hanya, kedua pemerintah tetap menemui jalan buntu selama berbulan-bulan karena prosedur pengujian dan karantina bagi para pejabat.

China mengharuskan diplomat asing untuk mematuhi aturan pengendalian pandemi seperti karantina dan pengujian pada saat kedatangan, meskipun beberapa utusan asing tidak harus memasuki hotel karantina yang Pemerintah China tunjuk.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×