kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Redakan ketegangan di Kashmir, Panglima militer Pakistan kunjungi Arab Saudi


Senin, 17 Agustus 2020 / 22:18 WIB
Redakan ketegangan di Kashmir, Panglima militer Pakistan kunjungi Arab Saudi
ILUSTRASI. Ilustrasi bendera pakistan


Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - RIYADH. Panglima militer Pakistan mengunjungi Arab Saudi pada hari Senin dalam upaya untuk meredakan perselisihan antara kedua negara mengenai kebijakan terhadap wilayah yang disengketakan di Kashmir.

Mengutip Reuters, Senin (17/8), argumen tersebut, yang dibawa oleh tuntutan Pakistan agar Arab Saudi mengambil tindakan tegas terhadap perilaku India di Kashmir, telah mengancam jalur keuangan Riyadh ke Islamabad.

Baca Juga: Hubungan dengan China memanas, India kerahkan 35.000 tentara di perbatasan Himalaya

Kunjungan Jenderal Qamar Javed Bajwa "terutama berorientasi pada urusan militer," kata juru bicara militer Pakistan seperti dikutip Reuters.

Tetapi pejabat militer dan pemerintah Pakistan mengatakan kepada Reuters, Bajwa akan mencoba menenangkan situasi yang jika tidak dibalik dapat sangat merugikan cadangan devisa bank sentral Pakistan.

Kepala Staf Umum Saudi Mayjen Fayyad bin Hammad Al-Ruwaili menerima Bajwa di Riyadh pada Senin, kata Kementerian Pertahanan Saudi dalam sebuah pernyataan di situsnya.

"Selama pertemuan, mereka membahas prospek kerja sama militer dan cara untuk meningkatkannya serta topik lain yang menjadi kepentingan bersama," kata pernyataan itu.

Sebagai sekutu tradisional, Arab Saudi memberi pinjaman kepada Pakistan sebesar US$ 3 miliar dan fasilitas kredit minyak US$ 3,2 miliar untuk membantu krisis neraca pembayaran pada akhir 2018.

Kesal dengan tuntutan Islamabad agar Riyadh mengadakan pertemuan tingkat tinggi untuk menyoroti dugaan pelanggaran hak asasi manusia saingan berat India di Kashmir, Arab Saudi telah memaksa Pakistan untuk membayar kembali US$ 1 miliar lebih awal dan menuntut pengembalian pinjaman US$ 1 miliar lagi.

Kantor media pemerintah Saudi tidak segera menanggapi permintaan komentar Reuters tentang masalah ini.

Riyadh juga belum menanggapi permintaan Pakistan untuk memperpanjang fasilitas minyak, kata pejabat kementerian militer dan keuangan kepada Reuters.

"Saya pikir kasus kami adalah untuk meyakinkan mereka bahwa tidak ada perubahan kebijakan luar negeri," kata seorang pejabat senior militer Pakistan. 

India dan Pakistan telah berperang tiga kali di wilayah Himalaya yang terpecah di Kashmir, yang keduanya diklaim sepenuhnya.

Organisasi Negara-negara Islam (OKI) yang dipimpin Saudi hanya mengadakan pertemuan tingkat rendah mengenai Kashmir meskipun ada tuntutan Islamabad.

Para pengamat mengatakan Arab Saudi tidak ingin mempertaruhkan kepentingan bisnisnya di India karena mendukung Pakistan atas Kashmir. Riyadh mungkin juga memiliki keberatan atas musuhnya Iran yang mungkin dimasukkan ke Koridor Ekonomi China Pakistan (CPEC), bagian dari Belt and Road Initiative Beijing, kata mereka.

Menteri Luar Negeri Shah Mahmood Qureshi mengatakan pekan lalu bahwa jika Arab Saudi tidak mengadakan pertemuan tentang Kashmir, maka Pakistan mungkin akan mengadakan pertemuan yang melibatkan negara-negara Islam yang mendukungnya dalam masalah tersebut.

Tahun lalu Islamabad menarik diri dari forum negara-negara Muslim pada menit terakhir atas desakan Riyadh, yang melihat pertemuan itu sebagai upaya untuk menantang kepemimpinan OKI Saudi.

Baca Juga: Pakistan rilis peta baru soal Kashmir, bisa picu konflik baru dengan India

Hafiz Tahir Ashrafi, seorang ulama Pakistan yang berpengaruh, yang pergi ke Riyadh sebelum kunjungan jenderal, optimis, mengatakan Raja Saudi Salman bib Abdul Aziz dan Crown Price Mohammad bin Salman memiliki sejarah panjang hubungan baik dengan Pakistan.

"Saya tidak berpikir segala sesuatunya begitu buruk sehingga kita bisa mengatakan kita berada di belati," katanya kepada Reuters. 




TERBARU

[X]
×