Sumber: Channelnewsasia.com | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Pada bulan Juli 2024, perusahaan asuransi asal Jerman, Allianz, mengumumkan rencana untuk mengakuisisi mayoritas saham NTUC Income, sebuah perusahaan asuransi sosial di Singapura.
Rencana ini memicu reaksi keras dari masyarakat, termasuk beberapa tokoh terkemuka di Singapura, yang menyuarakan kekhawatiran terkait keberlanjutan misi sosial NTUC Income di bawah kepemilikan baru. Allianz berencana untuk membeli saham mayoritas NTUC Income dengan nilai transaksi sekitar US$1,6 miliar.
Keprihatinan Publik atas Rencana Akuisisi
Sejak pengumuman rencana ini, muncul kekhawatiran dari berbagai pihak bahwa akuisisi oleh perusahaan multinasional seperti Allianz dapat mengubah fokus NTUC Income dari misi sosialnya.
NTUC Income dikenal sebagai lembaga yang memberikan perlindungan asuransi terjangkau bagi pekerja berpenghasilan rendah di Singapura, dan publik khawatir bahwa fokus ini akan tergeser oleh kepentingan komersial perusahaan besar asing.
Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Singapura Kuartal III-2024 Meningkat 4,1%
Beberapa tokoh publik, seperti mantan CEO NTUC Income, Tan Kin Lian, dan duta besar-at-large Tommy Koh, menyuarakan keprihatinan mereka secara terbuka.
Tan Suee Chieh, yang pernah menjabat sebagai CEO NTUC Income dari tahun 2007 hingga 2013, bahkan menyebut transaksi ini sebagai bentuk "pelanggaran kepercayaan." Ia mendesak regulator pemerintah untuk melakukan intervensi guna menjaga misi awal NTUC Income.
Intervensi Pemerintah Singapura
Menanggapi kekhawatiran publik dan berbagai masukan dari tokoh masyarakat, Menteri Kebudayaan, Komunitas, dan Pemuda, Edwin Tong, menyampaikan pernyataan resmi di parlemen pada 14 Oktober 2024.
Dalam pernyataan tersebut, ia mengungkapkan bahwa setelah menilai rencana transaksi yang diajukan, pemerintah memutuskan bahwa transaksi tersebut tidak sesuai dengan kepentingan publik dalam bentuknya saat ini. Oleh karena itu, pemerintah memutuskan untuk menghentikan proses akuisisi tersebut.
Edwin Tong menekankan bahwa keberlanjutan misi sosial NTUC Income menjadi prioritas utama pemerintah, dan pihaknya akan memastikan bahwa setiap perubahan kepemilikan tidak akan mengganggu komitmen perusahaan untuk melayani masyarakat berpenghasilan rendah di Singapura.
Dampak Rencana Akuisisi terhadap NTUC Income
Jika transaksi ini berjalan, NTUC Income akan tetap memiliki saham yang signifikan dalam perusahaan tersebut, seperti yang dinyatakan oleh NTUC Enterprise pada saat pengumuman awal akuisisi. Meskipun demikian, kekhawatiran tetap ada terkait potensi perubahan dalam cara NTUC Income beroperasi dan melayani basis pelanggan intinya.
Baca Juga: Air Supply Akan Gelar Konser di Singapura pada 13 Desember 2024
Lim Boon Heng, ketua NTUC Enterprise, menyatakan bahwa Income akan terus menyediakan asuransi yang terjangkau bagi pelanggan berpenghasilan rendah, seraya menegaskan bahwa pangsa pasar asuransi jiwa NTUC Income kurang dari 10% dalam 10 tahun terakhir. H
al ini menunjukkan bahwa meskipun ada kepentingan bisnis dalam transaksi ini, perusahaan tetap akan memprioritaskan segmen pasar yang paling membutuhkan.
Selain itu, kepala serikat pekerja, Ng Chee Meng, juga menggarisbawahi komitmen NTUC untuk memastikan bahwa NTUC Income mempertahankan harga premi yang terjangkau, khususnya untuk dua skema asuransi biaya rendah yang dirancang untuk anggota serikat pekerja.