Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - MICHIGAN. Tiga belas orang, termasuk tujuh pria yang terkait dengan kelompok milisi Wolverine Watchmen, ditangkap karena berencana menculik gubernur Michigan, menyerang gedung DPRD negara bagian di Amerika Serikat itu, dan memicu kekerasan.
Melansir Reuters, jaksa menyebutkan, kelompok tersebut bertujuan untuk menculik Gubernur Gretchen Whitmer, seorang Demokrat yang menentang Presiden Donald Trump dari Republik atas responsnya terhadap pandemi virus corona, menjelang pemilihan presiden 3 November.
Pada satu titik, para tersangka membahas perekrutan 200 pasukan untuk menyerbu gedung DPRD Michigan di Lansing dan melakukan penyanderaan. Tapi, kemudian membatalkan rencananya demi mengawasi dan menculik Whitmer di rumah peristirahatannya.
Pada konferensi pers, Whitmer menuduh Trump mendorong kelompok-kelompok ekstremis seperti "orang-orang yang sakit dan bejat" yang menargetkannya, mengutip kegagalannya untuk mengutuk supremasi kulit putih pada debat presiden AS baru-baru ini sebagai contoh.
Baca Juga: Ngebet kampanye, Donald Trump ingin tampil di acara publik pada Sabtu (10/10)
"Ketika para pemimpin kami bertemu, mendorong dan bersahabat dengan teroris domestik, mereka melegitimasi tindakan mereka, dan mereka terlibat," kata Whitmer, Kamis (9/10), seperti dikutip Reuters.
Sekretaris Pers Gedung Putih Kayleigh McEnany membantah pernyataan Whitmer dengan mengatakan, Trump telah mengutuk semua bentuk kebencian. "Gubernur Whitmer menabur perpecahan dengan membuat tuduhan aneh ini," ujarnya seperti dilansir Reuters.
Jaksa Agung Michigan Dana Nessel mengungkapkan, dakwaan terhadap tujuh pria yang berafiliasi dengan Wolverine Watchmen karena diduga melanggar tindakan anti-terorisme. Mereka bersekongkol untuk menculik gubernur dan menyebarkan kekerasan.
Wolverine Watchmen telah menggunakan Facebook sejak November 2019 untuk merekrut anggota, menurut Nessel. Kelompok itu, yang anti-penegakan hukum, dilatih dengan senjata api untuk mempersiapkan pemberontakan melawan pemerintah dan apa yang mereka yakini sebagai "perang sipil bermotif politik yang akan datang".
Baca Juga: Gedung Putih pastikan Donald Trump bisa kembali beraktivitas normal Sabtu ini