kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rilis Data Terbaru, Ekonomi China Masih Kontraksi


Kamis, 16 Juni 2022 / 16:18 WIB
Rilis Data Terbaru, Ekonomi China Masih Kontraksi
ILUSTRASI. Data ekonomi China terbaru yang dirilis Badan Statistik Nasional menunjukkan bahwa ekonomi negara tersebut masih mengalami kontraksi.


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Data ekonomi China terbaru yang dirilis Badan Statistik Nasional menunjukkan bahwa ekonomi negara tersebut masih mengalami kontraksi pada bulan Mei 2022.

Output manufaktur utama China pada bulan Mei 2022 secara mengejutkan tumbuh 0,7% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Tetapi output listrik turun 3,3% dan konsumsi daya listrik turun 1,3%.

Sementara, data Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal II belum akan dirilis hingga Juli. Kesenjangan data yang baru dirilis itu dan data frekuensi tinggi lainnya menunjukkan ekonomi China masih tertekan.

"Kami perkirakan beberapa fundamental mungkin lebih buruk daripada data yang sudah resmi dirilis," kata Ekonom Nomura Holdings Inc dalam riset yang dikutip Bloomberg, Kamis (16/6).

Baca Juga: Diambang Resesi, Prospek Ekonomi Global Semakin Suram

Perkiraan itu merujuk pada penurunan produksi listrik, semen, baja mentah, mobil dan smartphone, dan juga indeks angkutan jalan yang hampir 19% lebih rendah dari tahun sebelumnya.

Sementara, menurut G7 Connect, sebuah perusahaan logistik digital, penurunan itu mungkin berlanjut hingga Juni ini, dengan aktivitas truk turun lebih dari 20% dalam dua minggu pertama bulan Juni dibandingkan dengan periode sama pada tahun 2021.

Keuntungan untuk sektor industri terkonsentrasi pada energi, khususnya produksi batubara, yang tumbuh lebih dari 10% pada bulan Mei 2022. Data sektoral menunjukkan bahwa kenaikan produksi terkonsentrasi di sektor pertambangan, di mana output naik 7% per tahun, lebih cepat dari kenaikan 0,1% untuk sektor manufaktur China yang jauh lebih besar.

Dari 17 jenis barang industri yang dilacak NBS, produksi 10 di antaranya turun di bulan Mei secara year on year (YoY). Output mobil, misalnya, turun hampir 5%.

“Produksi dan pasokan tenaga listrik dan panas turun 0,8% yoy, setelah pertumbuhan di bulan April, yang tampaknya tidak konsisten dengan pabrik-pabrik yang kembali online,” kata Craig Botham, Kepala Ekonom China di Pantheon Macroeconomics.

Lockdown akibat Covid-19 telah menekan tingkat belanja konsumen. Presiden China Xi Jinping telah menjanjikan upaya sepenuhnya  untuk meningkatkan pengeluaran infrastruktur demi mendukung ekonomi. Namun, ada beberapa tanda-tanda itu dalam data Mei.

Angka utama untuk investasi aset tetap tampak mengesankan pada pertumbuhan 6,2% jika lima bulan pertama tahun ini. Namun dengan harga produsen naik sekitar 8%, itu berarti pengeluaran mengalami penurunan secara riil di bulan Mei. Sebagian besar perlambatan adalah kemerosotan yang sedang berlangsung di sektor real-estate, dimulainya konstruksi properti baru turun hampir 42% dari tahun ke tahun.

Baca Juga: Xi Jinping dan Putin Kembali Berbincang via Telepon, Ini yang Dibicarakan




TERBARU

[X]
×