Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Federal Reserve terpecah dalam memutuskan untuk menghentikan sementara siklus pelonggaran menyusul penurunan suku bunga pada Oktober, mengisyaratkan bahwa The Fed tidak terburu-buru mengevaluasi kembali jalur suku bunga.
Mengutip Reuters, pembacaan yang dirilis pada Rabu (20/11) dari diskusi kebijakan pada 29 Oktober-30 Oktober memutuskan untuk menurunkan suku bunga AS sebesar 25 basis poin dengan perbandingan suara 8 banding 2 juga menunjukkan pembuat kebijakan lebih lanjut membahas kemungkinan mendirikan fasilitas repo setelah tekanan di pasar uang jangka pendek baru-baru ini.
"Sebagian besar peserta (rapat The Fed) menilai bahwa sikap kebijakan setelah pemangkasan suku bunga 25 bps pada pertemuan ini akan dikalibrasi dengan baik untuk mendukung pertumbuhan moderat, pasar tenaga kerja yang kuat dan inflasi yang dekat pada sasaran target komite sebesar 2%," kata The Fed.
Baca Juga: Pasar Tunggu Risalah The Fed, Harga Emas Hari Ini Melorot
Setelah pertemuan itu, Gubernur The Fed Jerome Powell mengindikasikan bahwa The Fed secara efektif menahan suku bunga dan mengatakan suku bunga hanya akan berubah jika ada perubahan material dalam prospek ekonomi AS.
Ungkapan itu, absen dari pernyataan kebijakan pada saat ini menyarankan bahwa pengurangan biaya kredit Oktober ke kisaran target antara 1,50% dan 1,75% akan menjadi langkah kurs terakhir dalam jangka pendek.
"Komite bermaksud untuk mempertahankan suku bunga untuk sementara waktu. Setelah tiga kali penurunan suku bunga berturut-turut, penyesuaian siklus tengah berakhir," kata Bob Miller, Kepala Fixed Income fundamental Amerika di BlackRock Inc seperti dikutip Reuters.
"Di luar itu.. baru informasi yang terkandung dalam risalah ini terbatas."
Pemangkasan suku bunga telah diposisikan sebagai jaminan untuk membantu melindungi ekonomi AS dari dampak perang dagang AS-China dan perlambatan pertumbuhan global yang telah merusak industri manufaktur, investasi bisnis dan ekspor.
Pasar keuangan AS sedikit berubah setelah rilis risalah karena investor fokus pada kesepakatan perdagangan AS-China yang sulit dipahami.