Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mencabut penguncian selama tiga minggu di Kaesong, setelah dugaan kasus virus corona baru di kota perbatasan tersebut.Korea Utara belum melaporkan satu kasus pun virus corona.
Kim mengatakan pada pertemuan politbiro partai yang berkuasa pada Kamis (13/8), Korea Utara harus waspada dan menolak setiap tawaran bantuan asing untuk menangani banjir guna mencegah penyebaran virus corona.
"Situasi global yang memburuk pada virus ganas mengharuskan kami untuk tidak mengizinkan bantuan dari luar buat kerusakan banjir, tetapi menutup perbatasan lebih ketat dan melakukan pekerjaan anti-epidemi yang ketat," kata Kim dalam pernyataan yang disiarkan oleh KCNA dan Reuters kutip.
Pihak berwenang Korea Utara mengunci Kaesong yang terletak di perbatasan dengan Korea Selatan, dan mengumumkan keadaan darurat di daerah itu bulan lalu setelah seorang warga Korea Utara yang membelot ke Korea Selatan menyelinap kembali ke kota itu.
Baca Juga: Sadis, ini hukuman bagi warga Korea Utara yang tidak kenakan masker pencegah corona
Media Pemerintah Korea Utara mengatakan, pria itu menunjukkan gejala virus corona. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, hasil tes selanjutnya atas pria tersebut tidak meyakinkan.
Kim mengatakan kepada politbiro, tindakan pencegahan virus corona telah menstabilkan risiko di daerah tersebut, tetapi perbatasan harus tetap ditutup untuk bantuan apa pun sebagai respons atas banjir akibat hujan monsun yang sangat panjang.
Banjir telah membanjiri lahan pertanian dan menggenangi atau menghancurkan 16.680 rumah dan 630 bangunan fasilitas umum, serta merusak jembatan, rel keretaapi, juga pembangkit listrik di Korea Utara, KCNA melaporkan.
Dalam pertemuan tersebut, Kim menunjuk Kim Tok Hun, wakil perdana menteri kabinet, sebagai perdana menteri guna mengarahkan kampanyenya untuk ekonomi yang mandiri di tengah sanksi internasional.
Baca Juga: Kim Jon Un sebut virus corona sudah masuk ke Korea Utara, nyatakan keadaan darurat
Politbiro juga memilih Ri Pyong Chol, mantan komandan Angkatan Udara yang dengan cepat menaiki tangga kepemimpinan di bawah Kim untuk pekerjaannya mengembangkan rudal nuklir, sebagai anggota penuh dari badan partai yang kuat.
Ri sebelumnya memimpin Departemen Industri Munisi, yang mengawasi pengembangan rudal balistik.