Reporter: Rizki Caturini, Yoliawan H | Editor: Rizki Caturini
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Kemajuan teknologi makin menyingkirkan banyak profesi. Termasuk di pasar modal. Malah, penggunaan robot yang mengadopsi kecerdasan buatan atau artificial intelligent (AI) di pasar modal kini semakin marak. Sebab, dengan teknologi robot, investor bisa memperoleh saran harga pembelian saham, mengeksekusinya serta sebisa mungkin menjaga dan membatasi kerugian.
Potensi dan kemampuan robot inilah yang akan mengancam para profesional di pasar modal. Perusahaan modal ventura, Marc Andreessen memperkirakan, 100.000 pekerja keuangan sudah tidak dibutuhkan lagi untuk memutar investasi terus bergerak.
Bank-bank investasi besar pun makin fokus dengan pemakaian teknologi canggih ini. Seperti dikutip Bloomberg, Goldman Sachs dalam beberapa bulan terakhir lebih banyak mengumumkan lowongan pekerjaan bagi profesional di bidang teknologi.
Bank ini merekrut para coders atau pembuat coding peranti lunak jempolan, yang kian penting di era serba otomatis ini. Maklum, Goldman Sachs memang sedang membangun otomatisasi proses penawaran saham perdana.
Tak mau kalah, JPMorgan Chase & Co juga meluncurkan program yang disebut LOXM. Program ini bisa mengeksekusi transaksi saham dengan baik, dan menggantikan profesional di bidang tersebut.
Masifnya pemakaian teknologi pasar modal akan menggusur peran manusia. Konsultan manajemen Opimas LLC memprediksikan, di Amerika Serikat (AS) ada 90.000 orang yang bekerja di aset manajemen akan digantikan oleh robot pada tahun 2025. Tidak hanya itu, sebanyak 45.000 pekerjaan di bidang sales dan trading juga akan tergusur teknologi robot.
Lagi pula, transaksi saham sudah bergerak ke platform elektronik sejak beberapa dekade lalu. Hal ini juga yang memicu pengembangan teknologi robot untuk membantu pengambilan keputusan.
Komputer, teknologi robot serta kecerdasan buatan, akan memproses semua data yang ada, memahami semua sifat dan kinerja pasar. Bahkan menyaring semua kebijakan moneter menjadi sebuah data untuk memprediksi saham hingga memperkirakan pertumbuhan yang ada.
Cerebellum Capital merupakan salah satu pengembang robot dengan kecerdasan buatan bagi pengambilan keputusan investasi. Kelebihan produk Cerebellum mampu memprediksi bagaimana pergerakan pasar (lihat tabel).
Sementara, EquBot baru saja meluncurkan Al Powered Equity ETF (AIEQ), sebuah robot yang menggunakan teknologi supercomputing IBM untuk meracik portofolio, sekitar 30 saham-70 saham. Racikan portfolio versi ETF ini dihitung berdasarkan kondisi ekonomi terkini, tren dan kondisi spesifik perusahaan yang tercatat di bursa.