kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Roket Siapa yang Menabrak Bulan? Warga Bumi Belum Ada yang Mengaku


Rabu, 29 Juni 2022 / 06:14 WIB
Roket Siapa yang Menabrak Bulan? Warga Bumi Belum Ada yang Mengaku
ILUSTRASI. Sebuah roket tak dikenal menabrak bulan. Kejadian tersebut berdampak pada permukaan bulan, di mana terdapat dua kawah baru di sana. REUTERS/Alkis Konstantinidis


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Sebuah roket tak dikenal menabrak bulan. Kejadian tersebut berdampak pada permukaan bulan, di mana terdapat dua kawah baru di sana. 

Melansir TechCrunch, versi singkat dari cerita ini adalah para pengamat langit yang dipimpin oleh Bill Gray telah melacak sebuah objek selama berbulan-bulan yang, berdasarkan perhitungan mereka, akan segera berdampak pada bulan. 

Dan mereka menemukan ada objek sepotong sampah roket (roket menghasilkan satu ton sampah). Akan tetapi, tidak ada yang mengaku untuk mengatakan "Ya, itu milik kami, mohon maaf tentang tersebut."

Sementara itu, mengutip Telegraph, tidak ada seorang pun di Bumi yang mengaku bertanggung jawab atas kepemilikan roket tersebut. Di sisi lain, NASA tidak dapat menjelaskan mengapa dampak tersebut menciptakan dua kawah saat jatuh.

Sebongkah besar logam bergerak dengan kecepatan 3,3 mil per detik ketika menabrak permukaan Bulan pada tanggal 4 Maret, tetapi gambar baru yang diambil oleh Lunar Reconnaissance Orbiter NASA menunjukkan bahwa dampaknya tidak seperti apa pun yang pernah mereka lihat sebelumnya.

Baca Juga: Meteor, Asteroid, dan Komet, Mana yang Paling Besar? Yuk Cari Tahu

"Anehnya kawah itu sebenarnya adalah dua kawah, kawah timur (diameter 18 meter, sekitar 19,5 yard) ditumpangkan di kawah barat (diameter 16 meter, sekitar 17,5 yard)," kata badan tersebut dalam sebuah pernyataan seperti yang dikutip dari The Telegraph.

“Kawah ganda tidak terduga dan mungkin menunjukkan bahwa badan roket memiliki massa besar di setiap ujungnya. Biasanya roket bekas memiliki massa yang terkonsentrasi di ujung motor."

Melansir TechCrunch, berdasarkan pengamatan dan diskusi tim pengamat, pelacak objek menentukan bahwa itu kemungkinan adalah bagian dari kendaraan peluncuran SpaceX dari tahun 2015. Tetapi SpaceX tidak mengakuinya. 

Setelah beberapa saat, Gray dan lainnya, termasuk NASA, memutuskan bahwa kemungkinan besar sampah roket itu adalah peluncuran Chang'e 5-T1 2014 dari China. China membantah hal ini terjadi, dan mengatakan roket milik mereka tersebut terbakar saat masuk kembali ke bumi.

Baca Juga: Fakta Jupiter, Salah Satu Planet yang Sejajar dalam Fenomena Langka Parade Langit

Ada dua kemungkinan yang terjadi atas kejadian ini. Pertama, mereka mengatakan yang sebenarnya. Kedua, mereka mungkin tidak mau bertanggung jawab atas tumbukan bulan pertama yang benar-benar tidak disengaja dalam sejarah. 

Sebelumnya, pesawat ruang angkasa lain telah menabrak bulan, tetapi itu disengaja atau bagian dari pendaratan yang gagal, bukan hanya sampah luar angkasa yang besar.

Kotoran astronot dalam kantong ziplock tertinggal di Bulan

Ada ratusan potongan puing ditemukan di permukaan Bulan, dan bahkan kotoran astronot dalam kantong ziplock juga ada di sana.

Pendorong roket dari misi Apollo meninggalkan sejumlah kawah selebar 40 yard di permukaan Bulan. Pada 2019, pesawat ruang angkasa Beresheet Israel yang jatuh menyebarkan puing-puing di permukaan bulan.

Telegraph memberitakan, setidaknya 47 badan roket NASA telah menciptakan "dampak pesawat ruang angkasa" di Bulan, menurut data 2016 dari Arizona State University.

Namun, tidak ada dampak badan roket lain di Bulan yang menciptakan kawah ganda," kata NASA.

Jepang, Korea Selatan, Rusia, India, dan Uni Emirat Arab berencana untuk mengirim misi ke Bulan pada tahun depan. Sementara AS berencana untuk mendaratkan wanita pertama di sana pada tahun 2024. 



TERBARU

[X]
×