kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.443.000   4.000   0,28%
  • USD/IDR 15.405   0,00   0,00%
  • IDX 7.812   13,98   0,18%
  • KOMPAS100 1.184   -0,59   -0,05%
  • LQ45 959   0,88   0,09%
  • ISSI 227   0,13   0,06%
  • IDX30 489   0,88   0,18%
  • IDXHIDIV20 590   1,24   0,21%
  • IDX80 134   -0,05   -0,04%
  • IDXV30 139   -1,25   -0,90%
  • IDXQ30 163   0,24   0,15%

Rusia Bakal Ubah Doktrin Nuklir karena Peran Barat di Ukraina


Senin, 02 September 2024 / 08:14 WIB
Rusia Bakal Ubah Doktrin Nuklir karena Peran Barat di Ukraina
ILUSTRASI. Rusia akan membuat perubahan pada doktrinnya tentang penggunaan senjata nuklir.


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - LONDON. Rusia akan membuat perubahan pada doktrinnya tentang penggunaan senjata nuklir. Langkah ini diambil Rusia sebagai tanggapan atas apa yang dianggapnya sebagai eskalasi Barat dalam perang di Ukraina.

Hal tersebut ditegaskan Wakil Menteri Luar Negeri Sergei Ryabkov pada hari Minggu (1/9/2024).
 
Reuters memberitakan, doktrin nuklir yang ada, yang ditetapkan dalam sebuah dekrit oleh Presiden Vladimir Putin pada tahun 2020, mengatakan Rusia dapat menggunakan senjata nuklir jika terjadi serangan nuklir oleh musuh atau serangan konvensional yang mengancam keberadaan negara.
 
Beberapa analis militer Rusia yang beraliran keras telah mendesak Putin untuk menurunkan ambang batas penggunaan nuklir untuk "menyadarkan" musuh-musuh Rusia di Barat.
 
Pada Juni lalu, Putin mengatakan doktrin nuklir adalah "instrumen hidup" yang dapat berubah, tergantung pada peristiwa dunia. Komentar Ryabkov pada hari Minggu adalah pernyataan paling jelas bahwa perubahan memang akan dilakukan.
 
"Pekerjaan ini sudah dalam tahap lanjut, dan ada niat yang jelas untuk melakukan perbaikan," kantor berita negara TASS mengutip Ryabkov.
 
Ia mengatakan keputusan itu terkait dengan eskalasi musuh Barat terkait konflik Ukraina.
 
 
Moskow menuduh Barat menggunakan Ukraina sebagai proksi untuk berperang melawannya, dengan tujuan menimbulkan "kekalahan strategis" pada Rusia dan memecah belahnya.
 
Amerika Serikat dan sekutunya membantahnya. Mereka mengatakan mereka hana membantu Ukraina mempertahankan diri dari perang agresi bergaya kolonial oleh Rusia.
 
Garis Merah
 
Putin mengatakan pada hari pertama invasi skala penuh Rusia ke Ukraina pada Februari 2022 bahwa siapa pun yang mencoba menghalangi atau mengancamnya akan menderita konsekuensi yang belum pernah dihadapi dalam sejarah.
 
Sejak saat itu, ia telah mengeluarkan serangkaian pernyataan lebih lanjut yang dianggap Barat sebagai ancaman nuklir, dan mengumumkan pengerahan senjata nuklir taktis Rusia di Belarus.
 
Namun, hal itu tidak menghalangi AS dan sekutunya untuk meningkatkan bantuan militer ke Ukraina dengan cara-cara yang tidak terpikirkan ketika perang dimulai, termasuk dengan memasok tank, rudal jarak jauh, dan jet tempur F-16.
 
Ukraina mengejutkan Moskow bulan lalu dengan menerobos perbatasannya bagian barat dalam sebuah serangan oleh ribuan tentara yang masih dilawan Rusia.
 
 




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×