kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.042.000   -2.000   -0,10%
  • USD/IDR 16.445   2,00   0,01%
  • IDX 7.867   -18,52   -0,23%
  • KOMPAS100 1.102   -2,88   -0,26%
  • LQ45 800   1,11   0,14%
  • ISSI 269   -0,86   -0,32%
  • IDX30 415   0,50   0,12%
  • IDXHIDIV20 482   1,02   0,21%
  • IDX80 121   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 132   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 134   0,17   0,13%

Rusia dan Ukraina Kembali Berunding, Erdogan Desak Gencatan Senjata Sesegera Mungkin


Selasa, 29 Maret 2022 / 15:35 WIB
Rusia dan Ukraina Kembali Berunding, Erdogan Desak Gencatan Senjata Sesegera Mungkin
ILUSTRASI. Presiden Turki Tayyip Erdogan mendesak gencatan senjata dan perdamaian sesegera mungkin antara Rusia dan Ukraina. Presidential Press Office/Handout via REUTERS.


Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - ISTANBUL. Rusia dan Ukraina memulai pembicaraan di Istanbul pada Selasa (29/3). Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan, kemajuan akan membuka jalan bagi pertemuan dua pemimpin negara karena waktunya telah tiba untuk hasil nyata.

Dalam pidato yang disiarkan televisi kepada para perunding menjelang diskusi pertama mereka dalam lebih dari dua minggu terakhir, Erdogan menyerukan gencatan senjata segera dalam perang yang dimulai bulan lalu ketika Rusia menginvasi Ukraina.

"Terserah pihak-pihak untuk menghentikan tragedi ini. Mencapai gencatan senjata dan perdamaian sesegera mungkin adalah untuk kepentingan semua orang. Kami pikir kami sekarang telah memasuki periode di mana hasil nyata diperlukan dari pembicaraan," katanya.

"Proses negosiasi, yang telah Anda lakukan di bawah perintah para pemimpin Anda, telah meningkatkan harapan untuk perdamaian," ungkap dia, seperti dikutip Reuters.

Baca Juga: Ukraina Sebut Rusia Pertimbangkan Skenario Korea, Ini Maksudnya

Kedutaan Besar Ukraina di Ankara menyatakan, para kepala delegasi kedua negara telah memulai pembicaraan dan diskusi akan menyusul antara delegasi penuh.

Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan pada Senin (28/3), tujuan paling ambisius Ukraina pada pembicaraan di Turki adalah untuk menyetujui gencatan senjata. 

Menurut seorang pejabat senior Amerika Serikat (AS), Presiden Rusia Vladimir Putin tampaknya tidak siap berkompromi untuk mengakhiri perang.

Turki, anggota NATO, berbagi perbatasan laut dengan Ukraina dan Rusia di Laut Hitam, memiliki hubungan baik dengan keduanya dan telah menawarkan untuk menengahi konflik. 

Turki menyebut invasi Rusia ke Ukraina tidak bisa diterima, tapi menentang sanksi Barat.




TERBARU
Kontan Academy
BOOST YOUR DIGITAL STRATEGY: Maksimalkan AI & Google Ads untuk Bisnis Anda! Business Contract Drafting

[X]
×