Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - LONDON. Krisis Ukraina semakin memanas seiring langkah Presiden Rusia Vladimir Putin melancarkan invasinya. Ini membuat para investor keluar dari aset berisiko tinggi saham Eropa jatuh bersama dengan ekuitas di seluruh dunia.
Putin mengatakan dia telah mengesahkan operasi militer khusus dan pemerintah Ukraina menuduh Moskow meluncurkan invasi skala penuh, mengutip Reuters pada Kamis (24/2).
Seiring dengan ini, Presiden AS Joe Biden akan menjatuhkan sanksi berat pada Rusia setelah serangan itu. Para pemimpin Eropa mengatakan mereka akan membekukan aset dan menutup bank-bank Rusia dari pasar keuangannya.
Baca Juga: Menakar Arah Pergerakan IHSG di Tengah Memanasnya Konflik Rusia-Ukraina
Pasar Rusia dan Ukraina pun terjun bebas. Rubel melemah hampir 7% menjadi 86,98 per dolar AS yang belum pernah terjadi sebelumnya. Indeks MOEX Rusia runtuh sebanyak 45% pada hari Kamis, dengan pasar kehilangan lebih dari U$ 250 miliar kapitalisasi pasar.
Bank sentral Rusia kemudian memerintahkan larangan short selling dan pasar over-the-counter sampai pemberitahuan lebih lanjut. Lalu, indeks pan-Asia turun 2,6%, Indeks STOXX 600 Eropa mengekor turun 2,75%. Kinerja saham Uni Eropa ini mencapai level terendah sejak Mei 2021 dan 10% di bawah rekor tertinggi Januari.
Kinerja DAX Jerman ikut melorot 3,7% lantaran negara ini memang sangat bergantung pada pasokan energi Rusia. Begitupun dengan hubungan dagang yang besar ke Rusia.
Baca Juga: Rusia Klaim, Banyak Tentara Ukraina Tinggalkan Posisi dan Letakkan Senjata
Lonjakan harga minyak membantu membatasi kerugian pada FTSE 100 yang menjadi acuan bagi investasi Inggris. Namun indeks ini juga mengalami penurunan hingga 2,68%. Adapun S&P 500 e-mini turun 2% dan Nasdaq futures turun 2,8%.
"Di masa lalu ketika Anda mengalami gejolak geopolitik, Anda cenderung memiliki periode yang sangat fluktuatif di pasar saham. Lalu terjadi normalisasi, tetapi sulit untuk menilai kapan akan terjadi," kata manajer portofolio LGIM Justin Onuekwusi.
Kinerja saham di kawasan Asia juga kompak memerah. Nikkei 225 Index turun 1,81%. Hang Seng Index Hong Kong melorot 3,21%. Sedangkan Shanghai Composite Index melemah 1,70%. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Jakarta juga mengikuti tren global yang terkoreksi 1,48%.