kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Rusia Telah Buka Izin Ekspor Bahan Bakar Diesel


Jumat, 06 Oktober 2023 / 16:06 WIB
Rusia Telah Buka Izin Ekspor Bahan Bakar Diesel
ILUSTRASI. Rusia mencabut larangan ekspor pipa diesel melalui pengiriman pelabuhan. Namun, pembatasan ekspor bensin masih berlaku.


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Pemerintah Rusia telah mencabut larangan ekspor pipa diesel melalui pengiriman pelabuhan. Namun, pembatasan ekspor bensin masih berlaku.

Ekspor bahan bakar diesel dari Rusia mencapai 35 juta ton pada tahun lalu. DImana hampir tiga perempatnya disalurkan melalui pipa. Rusia juga mengekspor 4,8 juta ton bensin pada tahun 2022.

Pemerintah Rusia mencabut pembatasan ekspor bahan bakar diesel yang dikirim ke pelabuhan melalui pipa. Asalnya, produsen diesel telah memasok setidaknya 50% bahan bakar diesel yang diproduksinya ke pasar domestik. 

Baca Juga: Harga Minyak Melanjutkan Penurunan Setelah Kemarin Anjlok 5,6%

Pembatasan ekspor bahan bakar dari Rusia ini meningkatkan harga di pasar global. Maklum, Rusia adalah eksportir terbesar di dunia setelah Amerika Serikat. Kondisi memaksa beberapa pembeli berebut sumber bensin dan solar dari tempat lain.

Pelarangan ekspor sejalan dengan larangan Uni Eropa yang menerima bahan bakar dari Rusia karena perang dengan Ukraina. Namun Rusia tidak tidak diam. Negara ini mengalihkan ekspor solar dan bahan bakar lainnya dari Eropa ke Brasil, Turki, beberapa negara Afrika Utara dan Barat. Rusia juga ekspor ke negara-negara Teluk di Timur Tengah.

Negara-negara Teluk yang memiliki kilang besarnya sendiri mengekspor kembali bahan bakar tersebut. Rusia telah mengatasi kekurangan bahan bakar dan tingginya harga bahan bakar dalam beberapa bulan terakhir, yang khususnya merugikan petani selama musim panen.

Baca Juga: Harga Minyak Naik, ExxonMobil Diprediksi Kantongi Laba US$ 11,4 Miliar di Kuartal III

"Keputusan pihak berwenang akan membantu menyelesaikan kedua masalah tersebut, namun tidak akan menyelesaikannya sepenuhnya," tulis broker BCS yang berbasis di Moskow dalam catatan paginya. BCS memperkirakan perubahan pajak akan segera diberlakukan. Hal ini akan menghilangkan sebagian besar atau seluruh peluang arbitrase bagi pedagang independen untuk mendapatkan keuntungan ekspor.

Sejak larangan tersebut dicabut pada 21 September, harga grosir solar di bursa lokal telah turun sebesar 21%. Sementara harga bensin turun 10%.

Tapi harga eceran belum turun dalam skala yang sama. Padahal, Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak, orang yang ditunjuk Presiden Vladimir Putin dalam bisnis minyak mengatakan, larangan tersebut mulai membuahkan hasil positif.

Federal Anti-Monopoli Services (FAS) mengatakan mereka telah mengirimkan instruksi kepada perusahaan-perusahaan minyak untuk memotong harga produk minyak. Pemerintah juga menaikkan bea ekspor bahan bakar untuk pengecer, yang tidak memproduksi bahan bakar menjadi RUB 50.000 setara dengan US$ 495,63 per ton dari RUB 20.000. Pemerintah Rusia juga menerapkan kembali subsidi tambahan, untuk kilang minyak secara penuh mulai 1 Oktober.

Baca Juga: Ini Daftar Proyek Kilang Pertamina Internasional (KPI)



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×