Sumber: Reuters, BBC | Editor: Markus Sumartomjon
HONGKONG. Rencana merek ternama dan wah merangsek pasar Asia, khususnya China ternyata bukan isapan jempol belaka. Setelah Prada menyatakan minat menjual sebagian saham di bursa Kongkong Hangseng, kini giliran Samsonite.
Produsen tas ternama yang berbasis di Luxemburg ini berhasil meraup pendapatan sebesar US$ 1,25 miliar saat melepas sebagian saham perdana di Hangseng hari ini (10/6). Samsonite melepas setidaknya 671,2 juta lembar saham dengan harga HK$ 14,5 per saham. Tanggal 16 Juni nanti, saham Samsonite resmi diperdagangkan di Hangseng.
Sayang, harga penawaran saham produsen tas asal Amerika Serikat ini jauh dari harapan. Tadinya, mereka ingin melepas saham Samsonite di atas harga tersebut. Tapi kondisi pasar saham di Asia, khususnya Hongkong yang lagi loyo karena terkena sentiment membuat pihak Samsonite menurunkan harga penawaran, dari HK$ 13,5 - HK$17,5 menjadi HK$ 14,5 – KH$ 15,5 per saham.
Steven Leung, Direktur Penjualan UOB Kay Hian Holdings menilai permintaan pasar bursa yang lagi lesu menjadi biang penyebab patokan harga saham perdana jadi anjlok.
Rencananya, Samsonite bakal memakai dana perlehatan saham perdana ini untuk membayar utang perusahaan.
Asal tahu saja, perusahaan ekuiti CVC Capital Partners Ltd menjadi pemilik Samsonite setelah mengakuisisi produk ini sebesar US$ 1,7 miliar tahun 2007. Sayang saat krisis keuangan menghantam, Samsonite mengalami pukulan lantaran jumlah perjalanan anjlok. Royal Bank of Scotland pun datang sebagai penyelamat dan menyuntikkan modal ke Samsonite dengan kompesasi mengempit 30% saham Samsonite milik CVC.
Samsonite berharap dengan melebarkan sayap ke pasar Asia bisa meningkatkan kinerja mereka.