kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sanofi dan GlaxoSmithKline tunda peluncuran vaksin corona, ada apa?


Sabtu, 12 Desember 2020 / 05:10 WIB
Sanofi dan GlaxoSmithKline tunda peluncuran vaksin corona, ada apa?


Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - PARIS. Sanofi dan GlaxoSmithKline mengatakan, uji klinis vaksin virus corona baru mereka menunjukkan respons kekebalan yang tidak memadai pada orangtua.

Sanofi dan GlaxoSmithKline pun menunda peluncuran vaksin virus corona hingga akhir tahun depan, dan menandai kemunduran dalam perang global melawan pandemi.

Pengumuman pada Jumat (11/12) menghalangi upaya untuk mengembangkan berbagai vaksin, yang menurut para ahli, sangat dunia butuhkan untuk melawan virus yang telah menewaskan lebih dari 1,5 juta orang.

Kabar tersebut, yang datang pada hari yang sama dengan Australia membatalkan proyek vaksin domestik, juga merupakan pukulan bagi banyak pemerintah yang telah memesan ratusan juta dosis, termasuk Uni Eropa, Amerika Serikat, dan Inggris.

Baca Juga: China akan beri gratis vaksin corona ke negara lain, tapi ada syaratnya

Sanofi dan GlaxoSmithKline menyatakan, mereka berencana untuk memulai studi lain pada Februari tahun depan, berharap bisa menghasilkan vaksin yang lebih efektif pada akhir 2021.

Penundaan dan uji coba tambahan bukanlah hal yang aneh. Tetapi, pengumuman Sanofi dan GlaxoSmithKline menyoroti serangkaian tantangan unik yang pembuat obat hadapi dalam ilmu multitasking, kecepatan, dan logistik selama pandemi yang telah menghancurkan ekonomi global.

Ini juga menggarisbawahi, mengapa pemerintah menyebarkan taruhan mereka dengan mengamankan vaksin virus corona dari pengembang yang berbeda.

Uji coba Fase III pada Februari tahun depan

Australia membatalkan produksi vaksin virus corona yang dikembangkan University of Queensland dan menggunakan adjuvan yang dibuat perusahaan bioteknologi CSL, setelah uji coba menunjukkan itu dapat mengganggu diagnosis HIV.

Baca Juga: FDA bakal restui penggunaan darurat vaksin corona, saham Pfizer melonjak




TERBARU

[X]
×