Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Aktivitas bisnis Amerika Serikat (AS) di sektor manufaktur dan jasa terhenti di Februari. Tekanan ini disebabkan adanya kekhawatiran virus corona. Purchasing managers' index (PMI) keluaran IHS Markit menunjukkan bahwa indeks sektor jasa turun ke 49,4 pada bulan ini.
Level tersebut adalah level terendah PMI sektor jasa sejak Oktober 2013. Sektor yang mengontribusi dua pertiga ekonomi AS ini tercatat kontraksi untuk pertama kalinya sejak 2016.
Polling ekonom memperkirakan PMI sektor jasa berada di 53 pada bulan ini. Prediksi polling Reuters tersebut hanya turun tipis dari posisi bulan Januari sebesar 53,4. Angka di bawah 50 menunjukkan kontraksi.
Baca Juga: Wall Street anjlok, harga emas terbang karena buruknya data ekonomi AS
Indeks bisnis baru sektor jasa turun ke 49,7. Ini adalah angka terendah sejak Oktober 2009. Indeks bisnis baru ini pun merosot dari 52,5 pada bulan lalu.
"Penurunan ini sebagian terkait wabah virus corona, yang menyebabkan pelemahan permintaan di seluruh sektor seperti perjalanan dan pariwisata, serta penurunan ekspor dan gangguan rantai pasokan," kata Chris Williamson, chief business economist IHS Markit dalam laporan yang dikutip Reuters.
Williamson juga mencatat bahwa perusahaan -perusahaan cenderung hati-hati menghitung belanja karena perlambatan ekonomi yang lebih luas, serta ketidakpastian menjelang pemilihan presiden AS pada November mendatang.
Baca Juga: Sucor Asset Management memproyeksi IHSG bisa di level 6.600 hingga akhir tahun
Sementara itu sektor manufaktur hanya lolos tipis dari posisi kontraksi. PMI manufaktur AS bulan Februari berada di 50,8. Ini adalah angka terendah indeks manufaktur sejak Agustus dan turun dari 51,9 pada bulan Januari lalu. Padahal, ekonom memperkirakan PMI manufaktur bisa berada di 51,5.
Indeks pesanan baru dan produksi manufaktur pun turun dari bulan Januari.
Sektor manufaktur berada dalam kondisi ketidakpastian sejak pertengahan tahun lalu akibat perang dagang dengan China yang menekan investasi bisnis. Perjanjian dagang yang diteken bulan lalu memicu optimisme pelaku bisnis pada tahun ini. Tapi, wabah virus corona kembali menekan harapan pebisnis. Pasalnya, pembatasan aktivitas pabrik dan perjalanan di China menyebabkan penutupan pabrik dan berpotensi menekan pertumbuhan ekonomi.