Sumber: BBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
DHAKA. Ratusan tentara menyerbu sebuah kafe di ibukota Bangladesh, Dhaka. Di kafe tersebut, pria bersenjata dikabarkan menyandera 20 orang sejak Jumat (1/7) malam.
Suara ledakan dan tembakan senjata terdengar di area sekitar kafe Holey Artisan Bakery. Menurut pihak kepolisian setempat, 12 sandera -termasuk empat warga asing- sudah berhasil diselamatlan.
Beberapa di antaranya diyakini berkewarganegaraan Italia dan Jepang.
Kelompok militan Islam, Islamic State (IS), mengklaim bertanggungjawab atas peristiwa tersebut.
"Terjadi aksi tembak menembak yang cukup intens," kata Mizanur Rahman Bhuiyan, of the Rapid Action Battalion force kepada Reuters setelah operasi penyelamatan dilakukan Sabtu pagi.
Selain itu, kendaraan bersenjata juga terlihat mengarah ke lokasi kejadian.
Menurut warga Gulshan, tempat kafe tersebut berada, mereka mendengar suara tembakan setelah pasukan bersenjata mendekati gedung kafe tersebut.
Sementara, pihak berwenang setempat mengatakan, tentara angkatan darat dan angkatan laut yang memimpin operasi tersebut, bekerjasama dengan pihak kepolisian dan tentara perbatasan Bangladesh.
Laporan terkini mengatakan, aksi tembak menembak terjadi selama satu jam. Media lokal setempat melaporkan, setidaknya ada lima mayat yang ditemukan di dalam kafe.
Selain itu, dua orang polisi turut menjadi korban dari aksi tembak menembak tersebut pada Jumat malam. Sedangkan 30 polisi lainnya terluka.
Berdasarkan pernyataan dari media ISIS, militan sudah menyerang sebuah restoran yang sering dikunjungi warga asing di Bangladesh. Dikatakan, ada 20 orang dari berbagai negara yang sudah tewas. Namun pernyataan ini belum dikonfirmasi kebenarannya.
Menurut duta besar Italia di Dhaka, Mario Palma, tujuh warga negara Italia diyakini berada di dalam kafe.
Sedangkan juru bicara pemerintah Jepang mengatakan, Tokyo tengah menginvestigasi laporan bahwa sejumlah warganya merupakan sandera di dalam kafe tersebut.
Media lokal setempat menulis, sejumlah saksi mendengar kalimat "Allahu Akbar" diteriakkan saat para militan memasuki kafe.