kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Selandia Baru ganti rugi rumah warga yang hancur karena gempa


Jumat, 24 Juni 2011 / 12:09 WIB
Selandia Baru ganti rugi rumah warga yang hancur karena gempa
ILUSTRASI. Lelang Sukuk Negara


Reporter: Dyah Megasari, BBC |

CHRISTCHURCH. Pemerintah Selandia Baru memberikan kebijakan yang sangat melegakan warganya pasca bencana alam. Pemerintah akan membeli lebih dari 5.000 unit rumah yang hancur akibat gempa bumi besar di Christchurch.

Pihak berwenang mengatakan sejumlah daerah di kota itu harus ditinggalkan selama beberapa tahun ke depan. Pemerintah memperkirakan biaya membeli seluruh rumah itu mencapai US$ 500 juta.

Tapi, Perdana Menteri, John Key mengatakan pemerintah masih mempertimbangkan apakah 10.000 unit rumah lagi harus dihancurkan yang artinya biaya yang harus dikeluarkan juga akan semakin besar.

Gempa bumi yang terjadi bulan Februari lalu itu menewaskan 181 orang dan menyebabkan ribuan orang kehilangan tempat tinggal. Guncangan besar itu adalah bagian dari ribuan gempa bumi dan gempa susulan yang melanda kota itu sejak bulan September lalu. Bahkan belum lama ini, gempa dengan kekuatan besar juga melanda wilayah yang sama.

Pemerintah membagi wilayah kota Christchuch menjadi empat zona yang mendapat empat kode warna berbeda yaitu merah, oranye, hijau, dan putih.

Key mengatakan diperlukan waktu tiga sampai lima tahun sebelum pembangunan kembali bisa dilakukan di zona merah.

"Paling tidak 5.000 pemilik rumah berada dalam situasi di mana mereka tidak bisa membangun kembali properti di tanah milik mereka sama sekali sampai anak-anak kecil mereka masuk sekolah menengah," kata Key.

Pemerintah akan menawarkan untuk membeli rumah dan tanah mereka, tergantung pada situasi asuransi properti mereka, tambahnya. Sekitar 10.000 rumah lagi di zona oranye masih diteliti.

Pemerintah Selandia Baru selama ini dikecam karena dianggap terlalu lamban menyelesaikan masalah klaim ganti rugi.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×