CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Semenanjung Korea memanas, Presiden Korsel terima pengunduran diri Menteri Unifikasi


Jumat, 19 Juni 2020 / 12:01 WIB
Semenanjung Korea memanas, Presiden Korsel terima pengunduran diri Menteri Unifikasi
ILUSTRASI. Presiden Korea Selatan Moon Jae-in


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - SEOUL. Presiden Korea Selatan Moon Jae-in akhirnya menerima pengunduran diri menteri yang bertanggung jawab atas hubungan dengan Korea Utara alias Menteri Unifikasi Korea Selatan Kim Yeon-chul. 

Mengutip Reuters, meningkatnya ketegangan dengan Pyongyang setelah munculnya pamflet dari para pembelot di Korea Selatan, membuat diplomasi antara kedua negara terhenti, menjadi alasan utama Kim mundur dari jabatnya. 

Kim, yang mengawasi hubungan dengan Korea Utara, menyatakan mundur pada Rabu (17/6) lalu. Ini merupakan bentuk tanggung jawab dirinya atas hubungan yang memburuk antara dua negara di Semenanjung Korea ini. 

Baca Juga: Segera rilis: Kapal selam rudal balistik baru Angkatan Laut Korut?

Ketegangan antara Korea Selatan dan Korea Utara membuat popularitas Presiden Moon turun. Berdasarkan hasil jajak pendapat Gallup Korea, tingkat popularitas Moon kini berada di level 55%, terendah dalam tiga bulan terakhir. 

Padahal popularitas Moon sempat melejit setelah kesuksesan pemerintah menangani penyebaran wabah virus corona. 

Di sisi lain, Korea Utara terus menyampaikan kemarahannya kepada Korea Selatan. Bahkan, Korea Utara telah menolak permintaan Seoul untuk kembali memulai proyek ekonomi antar-Korea yang terhenti karena sanksi internasional akibat program nuklir dan rudal Korea Utara.

Pyongyang juga mempermasalahkan pembelot di Korea Selatan mengirim selebaran propaganda ke Korea Utara.

Mengutip kegagalan Korea Selatan untuk menghentikan para pembelot, Korea Utara meledakkan kantor penghubung bersama di sisi perbatasannya, menyatakan berakhirnya dialog dengan Korea Selatan dan mengancam aksi militer lanjutan. 

Juru bicara Kementerian Unifikasi Cho Hye-sil mengatakan, pada sebuah pengarahan hari nini bahwa seorang imigran berencana untuk mengirim ratusan botol berisi beras, obat-obatan dan masker medis ke Korea Utara dengan melemparkannya ke laut dekat perbatasan pada hari Minggu, telah diminta untuk meninggalkan rencananya.

Baca Juga: Siap tempur, ini peta kekuatan militer Korea Utara dan Korea Selatan

Dia memperingatkan bahwa pihak berwenang akan menghentikan kelompok itu dan akan berusaha untuk menjatuhkan hukuman atas pelanggaran hukum yang mengatur pertukaran dan kerja sama antar-Korea.

Setelah serangkaian pernyataan dengan penuh kemarahan di awal pekan ini, para pejabat Korea Utara mulai bungkam. Bahkan, sudah dua hari berturut-turut, Korea Utara tidak mengeluarkan kritik langsung terhadap Korea Selatan.

Namun media pemerintah terus menjaga aliran laporan tentang Korea Utara yang masih merasakan kemarahan atas Korea Selatan.



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×