Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah cetak rekor terburuk dalam sembilan bulan, kasus virus corona harian di Korea Selatan turun. Sabtu (5/12), Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA) melaporkan 583 infeksi virus corona baru.
Asal tahu saja, jumlah ini turun dari hari sebelumnya yang capai 629, tertinggi sejak puncak gelombang pertama di bulan Februari.
Dari tambahan kasus harian tersebut, sebagian besar kasus ditemukan di ibu kota Seoul dan wilayah sekitarnya, yang merupakan tempat tinggal lebih dari setengah dari 52 juta penduduk negara itu. Kasus baru, di kawasan metropolitan Seoul sendiri capai 235 infeksi.
Baca Juga: Terburuk sejak Februari, infeksi virus corona harian Korea Selatan tembus 629 kasus
Lonjakan itu mendorong Seoul untuk mengumumkan jam malam yang belum pernah terjadi sebelumnya mulai hari ini. Pemerintah pun membuat kebijakan dengan menutup sebagian besar fasilitas umum dan toko pada jam 9 malam.
Pemerintah kota Seoul juga mengurangi layanan transportasi umum seperti bus sebesar 30% mulai jam 9 malam. Sementara untuk layanan kereta bawah tanah, pengurangan layanan akan mulai dilakukan pada Selasa (8/12).
Dengan adanya pembatasan yang lebih ketat ini, ekonomi terbesar keempat di Asia akan kembali terpukul. Asal tahu saja, tingkat pengangguran yang disesuaikan secara musiman di Korea Selatan capai 4,2% pada bulan Oktober, tertinggi sejak Juli.
Jumlah orang yang sakit parah atau kritis terkait virus corona naik lima menjadi 121. KCDA menyebut, lebih banyak orang sakit yang tertipu oleh gejala awal karena mulai memasuki musim dingin.
Otoritas kesehatan mengatakan pada hari Jumat hanya ada 59 tempat tidur pasien yang segera tersedia untuk kasus-kasus serius atau parah. Jumlah tempat tidur tersebut mungkin habis dalam waktu kurang dari dua minggu.
Baca Juga: Kian waspada, Korea Selatan selidiki 10 dugaan kasus flu burung yang sangat patogen
Korea Selatan telah melaporkan 36.915 infeksi virus corona dan 540 kematian, kata KDCA.
Perdana Menteri Chung Sye-kyun mengatakan pada hari Jumat bahwa situasinya kritis dan pemerintah akan memutuskan pada hari Minggu apakah akan memperketat pembatasan termasuk menutup bar karaoke dan membatasi pertemuan keagamaan untuk 20 orang.