kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Sempat terhenti gara-gara demo, ladang minyak Irak kembali produksi


Senin, 30 Desember 2019 / 15:17 WIB
Sempat terhenti gara-gara demo, ladang minyak Irak kembali produksi
ILUSTRASI. Ladang minyak Nahr Bin Umar, Basra Utara, Irak, 16 September 2019.


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - BASRA. Setelah sempat terhenti selama dua hari akibat aksi demo, hari ini (30/12) ladang minyak Nassiriya yang terletak di Irak Selatan kembali berproduksi.

Cuma, dua sumber Reuters menyebutkan, butuh waktu dua hari untuk memulihkan sepenuhnya produksi ladang minyak Nassiriya yang menghasilkan 80.000-85.000 barel minyak per hari.

Para pengunjuk rasa anti-pemerintah, Sabtu (28/12) pekan lalu, merangsak masuk ke Nassiriya, dan memaksa karyawan untuk memutus aliran listrik dari stasiun kontrol sehingga produksi terhenti.

Baca Juga: Harga minyak stabil tinggi, dipicu optimisme perdagangan dan ketegangan Timur Tengah

Insiden itu menandai untuk pertama kalinya para pemrotes menutup operasional ladang minyak, meskipun mereka sempat memblokir pintu masuk ke kilang dan pelabuhan sebelumnya.

Tapi, Kementerian Perminyakan Irak memastikan, produksi ladang minyak Nassiriya tidak memengaruhi ekspor negaranya. Sebab, Irak menggunakan produksi tambahan dari ladang minyak di Basra.

Aksi protes telah mencengkeram Irak sejak 1 Oktober lalu. Pengunjuk rasa yang kebanyakan masih muda menuntut perombakan sistem politik yang mereka anggap korup dan membuat sebagian besar rakyat Irak jatuh miskin.

Cuma, unjuk rasa yang berlangsung di seluruh negeri sering berakhir dengan kekerasan. Lebih dari 450 pengunjuk rasa tewas dalam aksi yang sudah berlangsung hampir tiga bulan itu.

Baca Juga: Rumor: OPEC + bakal pangkas lagi produksi minyak sebesar 500.000 barel per hari

Para pengunjuk rasa juga menuntut penunjukan perdana menteri tanpa afiliasi partai dan penghapusan seluruh elit penguasa yang mereka anggap memperkaya diri sendiri dari negara dan melayani kekuatan asing terutama Iran.

Menurut pendemo, banyak warga Irak merana dalam kemiskinan tanpa pekerjaan, perawatan kesehatan, atau pendidikan gara-gara para elit penguasa yang korup.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×