Reporter: kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mencopot Direktur Utama Garuda Indonesia I Gustri Ngurah Askhara Danadiputra atau Ari Askhara dari jabatannya. Sebab, Ari kedapatan menyelundupkan barang berupa motor klasik Harley Davidson keluaran 1972 di dalam pesawat baru Garuda Indonesia bertipe Airbus A330-900 Neo yang datang dari pabrikan Airbus di Prancis.
Penyelundupan yang dilakukan oleh petinggi BUMN itu membuat Erick berang. Ari dianggap menyalahgunakan jabatan demi kepentingan pribadi dan menghindari kepabeanan. Padahal, sebagai dewan direksi di perusahaan pelat merah seharusnya Ari tahu hal itu melanggar hukum.
Baca Juga: Erick Thohir bakal copot semua pejabat Garuda yang terlibat Harley ilegal
Apalagi impor barang bekas telah diatur melalui Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 76 Tahun 2019 tentang Ketentuan Impor Barang Modal dalam Keadaan Tidak Baru (BMTB). Beleid tersebut menyatakan, dalam hal BMTB yang diimpor tidak sesuai dengan ketentuan peraturan, maka wajib ditarik kembali dari peredaran dan dimusnahkan oleh importir.
Biaya atas pelaksanaan penarikan kembali maupun pemusnahan ditanggung oleh importir. Merujuk pada lampiran Permendag tersebut, kode HS untuk onderdil moge yang didapati tersebut yaitu kode 87.11, tidak terdapat dalam daftar BMTB yang diizinkan untuk diimpor oleh pemerintah.
Baca Juga: Ngekor Ari Askhara ke Prancis, bagaimana nasib tiga direksi Garuda?
Bicara soal penyalahgunaan jabatan, terdapat beberapa CEO di dunia yang berakhir mundur karena penyalahgunaan jabatan serta konflik. CEO-CEO itu antara lain:
1. Steve Jobs
Siapa yang tak kenal dengan Steve Jobs? Ya, Steve Jobs adalah salah seorang pendiri Apple. Pria yang mendirikan Apple tahun 1976 itu pernah harus angkat kaki dari perusahaan karena terjadi perselisihan kepemimpinan. Steve Jobs dianggap terlalu ambisius memimpin perusahaan. Pemecatannya sendiri berlangsung pada tahun 1985.
Dalam pemberitaan Kompas.com 9 Oktober 2019, Steve Jobs merasa sangat hancur setelah dipecat dari Apple pada usia 30 tahun.
"Namun, perlahan-lahan ada sebuah pencerahan yang datang pada saya. Saya masih sangat menyukai pekerjaan saya. Dan apapun yang terjadi di Apple, tidak akan mengubah cinta saya sedikit pun. Sekalipun sudah ditolak, namun saya tetap cinta, dan saya memutuskan untuk memulainya kembali dari awal," ungkap Jobs
2. CEO McDonald's
Mantan Chief Executive Officer (CEO) McDonald's Stephen Easterbrook turut meramaikan nama CEO yang dipecat. Dia dipecat karena memiliki affair alias hubungan spesial dengan karyawannya yang diakui oleh kedua belah pihak. Hal itu melanggar kebijakan perusahaan. Pemecatan dilakukan usai jajaran pimpinan McDonald's melakukan voting pada Jumat (1/11/2019) untuk memecat Easterbrook 1setelah sebelumnya melakukan investigasi.
Baca Juga: Erick Tohir pecat Dirut Garuda karena terbukti selundupkan moge Harley Davidson
Kendati demikian, pemecatan tersebut masuk kategori tanpa sebab sehingga pelanggaran yang dilakukan dinilai tidak cukup parah. Hal tersebut membuat Easterbrook masih berhak mendapat pesangon dan asuransi kesehatan. Dia pun masih diizinkan oleh perusahaan untuk menyimpan saham senilai lebih dari 37 juta dollar AS atau sekira Rp 519,2 miliar.
3. CEO WeWork
Ialah Adam Neumann, seorang Co-founder perusahaan rintisan WeWork. Neumann dianggap tidak bertanggung jawab dalam menjalankan perusahaan. Akibatnya, para investor meminta Neumann mengundurkan diri. Dikutip dari berbagai sumber, Sabtu (7/12/2019), Neumann sempat memberikan kuasa penuh perusahaan kepada istrinya.
Baca Juga: Perhimpunan hotel dan restoran gembira Dirut Garuda dipecat, ini alasannya
Ketika dia wafat, istrinya berhak menunjuk siapa pengganti Neumann. Tak sampai situ, Neumann juga kedapatan menikmati marijuana di dalam pesawat pribadinya. Alhasil, tonggak kekuasaan digantikan oleh Sebastian Gunningham.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "CEO-CEO Dunia Ini Juga Diberhentikan dari Jabatan karena Ada Masalah"
Penulis : Fika Nurul Ulya
Editor : Bambang Priyo Jatmiko