Sumber: Cointelegraph | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Platform media sosial X mengalami serangan siber besar-besaran yang mengakibatkan gangguan akses bagi sejumlah pengguna. Elon Musk, pemilik platform tersebut, mengonfirmasi serangan ini pada 10 Maret 2025 dan menyebut bahwa serangan tersebut melibatkan sumber daya yang sangat besar.
"Kami diserang setiap hari, tetapi kali ini serangan dilakukan dengan banyak sumber daya. Bisa jadi ini ulah kelompok besar yang terkoordinasi atau bahkan melibatkan suatu negara," ujar Musk dalam pernyataannya di platform X.
There was (still is) a massive cyberattack against ݕ.
We get attacked every day, but this was done with a lot of resources. Either a large, coordinated group and/or a country is involved.
Tracing … https://t.co/aZSO1a92no — Elon Musk (@elonmusk) March 10, 2025
Gangguan Layanan dan Skala Serangan Siber
Menurut Downdetector, hingga saat peristiwa ini dilaporkan, lebih dari 33.000 keluhan terkait pemadaman layanan X tercatat pada 10 Maret. Meski fungsi pengguna cepat dipulihkan, Musk mengindikasikan bahwa serangan masih berlangsung.
Serangan ini dikonfirmasi Musk sebagai respons terhadap seorang pengguna X yang menguraikan serangkaian serangan yang menargetkan kepentingan bisnis sang miliarder. Mulai dari aksi protes terhadap Departemen Efisiensi Pemerintahan (DOGE) hingga aksi vandalisme terhadap toko Tesla.
Baca Juga: 240 Penerbangan di AS Terganggu Akibat Ledakan Pesawat Luar Angkasa Milik Elon Musk
Rentetan Serangan Terhadap Kepentingan Elon Musk
Laporan NBC News menyebutkan bahwa setidaknya ada 10 kasus vandalisme yang menargetkan toko dan kendaraan Tesla dalam beberapa waktu terakhir. Insiden ini diduga berkaitan dengan keterlibatan Musk dalam pemerintahan Donald Trump, khususnya dalam kapasitasnya sebagai kepala Departemen Efisiensi Pemerintahan (DOGE).
Sejak ditunjuk oleh Presiden Trump setelah kemenangan pemilu November lalu, Musk memimpin DOGE dengan mandat utama untuk memangkas pengeluaran pemerintah yang dianggap tidak efisien.
DOGE Klaim Hemat Lebih dari US$100 Miliar
Sejauh ini, DOGE mengklaim telah menghemat sekitar US$105 miliar dari anggaran pemerintah melalui 10.492 inisiatif penghematan yang dicatat dalam sistem pemantauan langsung.
Salah satu target utama DOGE saat ini adalah Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC). Bahkan, DOGE telah mengundang publik untuk melaporkan kasus dugaan waste, fraud, and abuse (pemborosan, penipuan, dan penyalahgunaan) yang terjadi di dalam SEC.
Musk sendiri dikenal sebagai kritikus tajam SEC. Sebelumnya, ia menyebut badan tersebut sebagai "organisasi yang sepenuhnya rusak" yang salah dalam mengalokasikan sumber dayanya dengan fokus pada hal-hal yang tidak esensial.
Baca Juga: Gelombang Protes Anti-Tesla Meluas, Elon Musk dan Kebijakan DOGE Terus Dikecam
Perubahan Arah Regulasi SEC di Bawah Trump
Di bawah kepemimpinan Trump, mandat SEC mengalami perubahan signifikan, termasuk dalam kaitannya dengan industri kripto.
Menurut Harvard Law School Forum on Corporate Governance, diharapkan bahwa SEC di bawah pemerintahan Trump akan mengurangi regulasi ketat yang diterapkan selama era Biden dan kepemimpinan Gary Gensler. Banyak aturan sebelumnya dianggap sebagai penghambat utama dalam misi utama SEC untuk mendorong pembentukan modal.
Dengan serangan siber besar yang baru saja terjadi dan reformasi besar-besaran di lingkungan pemerintahan, langkah Musk dalam membentuk kebijakan efisiensi dan regulasi pasar keuangan tampaknya akan terus menjadi sorotan global.