Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
SEOUL. Mata uang Korea Selatan (Korsel) beberapa hari belakangan bergerak bak roller coaster. Setelah mengalami penguatan terbesar atas dolar Amerika Serikat (AS) kemarin, won kembali melemah. Kekhawatiran akan guncangan keuangan akan memangkas pendapatan perusahaan dan perlambatan pertumbuhan di Korsel yang menjadi pemicunya.
Pada pukul 09.18 waktu Korel, nilai won melemah 2,7% menjadi 1.285,5 per dolar AS. Menurut data dari Seoul Money Brokerage Services Ltd, kemarin mata uang Negeri Ginseng itu mengalami penguatan terkuat sejak Desember 1997. Kuatnya nilai won tak terlepas dari sentimen positif kebijakan the Federal Reserve yang akan mengguyurkan dana dalam perjanjian swab dengan Korsel sebesar US$ 30 miliar. Pada bulan ini, won sudah melemah sebesar 6%.
Sekadar mengingatkan, sepanjang tahun ini won sudah melemah 27% atas dolar. Keoknya won itu merupakan yang terbesar diantara 10 mata uang yang diperdagangkan di Asia, di luar Jepang. Alhasil, tingkat kepercayaan terhadap industri manufaktur pada bulan November juga anjlok sehingga dikhawatirkan akan memperparah kondisi perekonomian Korsel.
“Yang terburuk saat ini adalah pasar mata uang. Meski demikian, saat ini yang ada dalam benak investor adalah perlambatan perekonomian akan semakin memburuk,” jelas Chun Chong Woo, ekonom Standard Chartered First Bank Korea Ltd.