/2025/10/17/1519858453.jpg "Setelah Rekor US$4.300 Jumat (17/10), Harga Emas Tergelincir Akibat Penguatan Dolar")
Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Harga emas dunia turun lebih dari 2% pada perdagangan Jumat (17/10/2025) setelah sempat menembus rekor tertinggi di atas US$4.300 per ons troi.
Tertekan oleh penguatan dolar AS dan pernyataan Presiden AS Donald Trump yang menilai tarif “skala penuh” terhadap China tidak akan berkelanjutan.
Baca Juga: Harga Minyak Melemah Hampir 3% Sepekan, Ketegangan Global Mereda dan Pasokan Melimpah
Melansir Reuters, harga emas spot turun 2,6% ke posisi US$4.211,48 per ons pada pukul 13.38 waktu New York, setelah sempat mencapai rekor tertinggi US$4.378,69 di awal sesi.
Logam mulia ini untuk pertama kalinya menembus level US$4.300 per ons troi pada Kamis (16/10), dan masih mencatat kenaikan mingguan sekitar 4,8%.
Kontrak emas berjangka AS (Desember) ditutup turun 2,1% di level US$4.213,30 per ons.
Indeks dolar AS naik 0,1%, membuat emas yang dihargakan dalam dolar menjadi lebih mahal bagi pembeli di luar negeri.
Baca Juga: Wall Street Ditutup Menguat Jumat (17/10), Komentar Trump Soal China Jadi Penopang
Sebelumnya, emas sempat menuju kenaikan mingguan terbesar sejak September 2008, saat krisis keuangan global dipicu oleh kejatuhan Lehman Brothers.
“Nada Trump yang lebih berdamai sejak pengumuman awal tarif 100% tampaknya meredam sedikit panas di perdagangan logam mulia,” ujar Tai Wong, pedagang logam independen.
Trump pada Jumat mengonfirmasi rencana pertemuan dengan Presiden China, yang membantu meredakan ketegangan pasar atas konflik dagang yang meningkat antara kedua negara.
Sebagai aset lindung nilai tradisional terhadap ketidakpastian, emas telah melonjak lebih dari 64% sepanjang tahun ini, didorong oleh ketegangan geopolitik, pembelian oleh bank sentral, pelemahan dolar, serta arus masuk kuat ke reksa dana berbasis emas (exchange-traded funds).
Baca Juga: Harga Emas Terus Mendaki, Begini Proyeksi dan Strategi Investasinya
Ekspektasi pemangkasan suku bunga AS juga mendukung penguatan logam tak berimbal hasil ini.
“Kami memperkirakan harga emas akan rata-rata US$4.488 pada 2026, dengan potensi kenaikan lebih lanjut didorong oleh faktor struktural yang lebih luas,” kata Suki Cooper, Kepala Riset Komoditas Global di Standard Chartered Bank.
Pasar kini memperkirakan pemangkasan suku bunga 25 basis poin oleh The Federal Reserve pada pertemuan Oktober dan satu lagi pada Desember.
Sementara itu, HSBC menaikkan proyeksi rata-rata harga emas 2025 sebesar US$100 menjadi US$3.455 per ons troi, dan memperkirakan harga emas akan mencapai US$5.000 per ons pada 2026.
Permintaan fisik emas di Asia tetap solid meski harga menembus rekor baru, dengan premi di India mencapai level tertinggi dalam satu dekade menjelang musim festival.
Baca Juga: Harga Emas Tembus Rekor, Pembeli Menahan Diri dan Stok Antam Mulai Tipis?
Harga perak spot turun 5,6% menjadi US$51,20 per ons troi setelah sempat menyentuh rekor US$54,47, mengikuti pergerakan emas. Logam ini masih mencatat kenaikan mingguan 2%.
Sementara platinum merosot 6,1% ke US$1.607,85, dan palladium turun 7,9% ke US$1.485,50 per ons.
