Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Harga minyak dunia menguat tipis pada perdagangan Jumat (17/10/2025), namun tetap menuju pelemahan mingguan hampir 3% setelah Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan potensi kelebihan pasokan (glut).
Sementara meredanya konflik global menekan sentimen risiko di pasar energi.
Baca Juga: PHE Catatkan Produksi Minyak 557.000 Barel pada Semester I-2025
Melansir Reuters, kontrak berjangka Brent ditutup naik 23 sen atau 0,38% ke posisi US$61,29 per barel.
Sedangkan West Texas Intermediate (WTI) naik 8 sen atau 0,14% menjadi US$57,54 per barel.
Kenaikan terbatas harga minyak terjadi setelah Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin sepakat menggelar pertemuan baru untuk membahas perang di Ukraina dalam dua pekan mendatang di Hungaria.
Baca Juga: Permen ESDM 14/2025 Angkat Nilai Ekonomi Minyak Rakyat
Langkah diplomatik ini menambah daftar perkembangan positif setelah tercapainya gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Gaza, yang sementara meredakan ketegangan di Timur Tengah.
“Kita baru saja melihat kesepakatan damai bersejarah di Timur Tengah, Iran telah dinetralisir, dan kini ada kemajuan di Ukraina; jumlah risiko geopolitik yang keluar dari pasar benar-benar luar biasa,” ujar Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group.
Penurunan harga minyak sepanjang pekan ini juga dipicu oleh meningkatnya ketegangan dagang antara AS dan China, yang menambah kekhawatiran akan perlambatan ekonomi global dan pelemahan permintaan energi.
Baca Juga: Harga Minyak Mentah (ICP) Naik Jadi US$ 66,81 per Barel di September 2025
“Situasi ini benar-benar menghancurkan kepercayaan pasar,” kata Jorge Montepeque, Managing Director di Onyx Capital Group, yang memperkirakan ekonomi AS akan cepat terdampak oleh ketidakpastian global.
Sementara itu, kebakaran di kilang BP Plc Whiting, Indiana, dilaporkan hanya akan berdampak pada pasar minyak di wilayah Midwest AS.
Namun, menurut Patrick DeHaan, Kepala Analisis Perminyakan di GasBuddy, harga bensin di kawasan Danau Besar (Great Lakes) diperkirakan melonjak.
“Harga bensin di kawasan Great Lakes melonjak akibat kebakaran kilang BP semalam, dan bisa memicu siklus kenaikan harga dalam waktu dekat,” tulis DeHaan di platform X.
“Untuk saat ini, harga grosir mengindikasikan kenaikan sekitar 20 sen per galon.”
Baca Juga: Harga Minyak Bersiap Mencatat Penurunan Mingguan Jelang Pertemuan Trump-Putin
Tekanan tambahan terhadap harga minyak datang dari laporan IEA yang memproyeksikan kelebihan pasokan global pada 2026, sementara Administrasi Informasi Energi AS (EIA) melaporkan bahwa persediaan minyak mentah AS naik 3,5 juta barel dalam sepekan terakhir menjadi 423,8 juta barel, jauh di atas ekspektasi analis yang memperkirakan kenaikan 288.000 barel.
Kenaikan stok minyak mentah yang lebih besar dari perkiraan tersebut disebabkan oleh penurunan tingkat utilisasi kilang karena banyak fasilitas tengah menjalani perawatan musiman pada musim gugur.
Data EIA juga menunjukkan produksi minyak AS naik ke rekor tertinggi 13,636 juta barel per hari.