kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.234.000   12.000   0,54%
  • USD/IDR 16.709   13,00   0,08%
  • IDX 8.099   -23,79   -0,29%
  • KOMPAS100 1.120   -2,85   -0,25%
  • LQ45 798   -4,88   -0,61%
  • ISSI 282   0,03   0,01%
  • IDX30 419   -2,20   -0,52%
  • IDXHIDIV20 477   -2,40   -0,50%
  • IDX80 123   -0,42   -0,34%
  • IDXV30 133   -0,88   -0,66%
  • IDXQ30 132   -0,49   -0,37%

Harga Minyak Naik Hampir 2% Pasca Serangan Israel di Qatar


Selasa, 09 September 2025 / 22:14 WIB
Harga Minyak Naik Hampir 2% Pasca Serangan Israel di Qatar
ILUSTRASI. Harga minyak naik lebih dari satu dolar per barel pada Selasa (9/9/2025) setelah militer Israel melancarkan serangan di ibu kota Qatar, Doha. REUTERS/Todd Korol


Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga minyak naik lebih dari satu dolar per barel pada Selasa (9/9/2025) setelah militer Israel mengatakan telah melancarkan serangan terhadap kepemimpinan Hamas di ibu kota Qatar, Doha. Ini merupakan perluasan dari kampanye militernya yang telah berlangsung bertahun-tahun di Timur Tengah.

Qatar, eksportir energi global utama, mengecam serangan itu sebagai "tindakan pengecut."

Mengutip Reuters, pada Selasa (9/9/2025) harga minyak mentah Brent berjangka naik US$ 1,18, atau 1,8%, menjadi US$ 67,20 per barel pada pukul 10.33 ET, sementara minyak mentah West Texas Intermediate AS berjangka naik US$ 1,14, atau 1,8%, menjadi US$ 63,40.

Kedua kontrak tersebut sudah diperdagangkan lebih tinggi, didukung oleh peningkatan produksi minyak terbaru dari OPEC+ yang lebih kecil dari yang diantisipasi, ekspektasi bahwa China akan terus menimbun minyak, dan kekhawatiran atas potensi sanksi baru terhadap Rusia.

Baca Juga: Ketegangan Geopolitik dan Kebijakan OPEC+ Dorong Kenaikan Harga Minyak

Para pedagang minyak juga mengalihkan perhatian mereka pada putaran terbaru laporan inventaris mingguan AS, yang akan dirilis pada hari Rabu, dan laporan bulanan dari OPEC dan Badan Energi Internasional yang akan dirilis pada hari Kamis, ungkap Ritterbusch and Associates dalam sebuah catatan.

Spekulasi sanksi lebih lanjut terhadap Rusia setelah serangan udara terbesar negara itu terhadap Ukraina membakar gedung pemerintah di Kyiv juga mendukung harga. 

Presiden AS Donald Trump mengatakan dia siap untuk beralih ke fase kedua pembatasan.

Sanksi lebih lanjut terhadap Rusia akan mengurangi pasokan minyaknya ke pasar global, yang dapat mendorong kenaikan harga minyak.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Naik Selasa (9/9) Pagi: Brent ke US$66,24 & WTI ke US$62,50

Yang juga menjadi fokus adalah ekspektasi bahwa Federal Reserve AS, yang akan bertemu minggu depan, akan memangkas suku bunga. Suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya pinjaman konsumen dan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi serta permintaan minyak.

"Baik komoditas maupun ekuitas diperkirakan akan memantau dengan cermat keputusan kebijakan Federal Reserve pada 16-17 September, di mana pemangkasan suku bunga kembali diantisipasi secara luas menyusul laporan ketenagakerjaan yang mengecewakan minggu lalu," kata analis StoneX, Alex Hodes. 

Selanjutnya: IHSG Berpotensi Koreksi, Simak Rekomendasi Saham MNC Sekuritas (10/9)

Menarik Dibaca: IHSG Berpotensi Koreksi, Simak Rekomendasi Saham MNC Sekuritas (10/9)




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×