Reporter: Barratut Taqiyyah, Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
ROMA. Setelah Spanyol mengajukan dana bailout senilai 100 miliar euro atau US$ 125 miliar, hal tersebut menempatkan Italia di barisan paling depan dari krisis utang Eropa.
Menurut Nicola Marinelli, analis Glendevon King Asset Management di London, ketidakpastian di Italia sangat tinggi. "Dapat dipastikan, persoalan utang di Italia tidak akan hilang begitu saja dengan adanya kesepakatan Spanyol," jelasnya.
Marinelli menegaskan, dengan adanya bailout Spanyol, bukan berarti Italia berada dalam kondisi mencemaskan. Namun, "Bailout Spanyol berarti fokus investor akan tertuju pada setiap informasi menyangkut Italia sebelum membeli atau menjual obligasi pemerintah Italia," urainya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Nicholas Spiro, managing director Spiro Sovereign Strategy di London. Menurutnya, masalah untuk Italia adalah kemanapun Spanyol melangkah, ada persepsi bahwa Italia akan mengikuti. "Sangat jelas bahwa fundamental ekonomi Spanyol lebih buruk ketimbang Italia. Kendati begitu, hal itu tidak menghentikan virus Spanyol menyebar ke Italia," jelas Spiro.
Sekadar informasi, Italia memiliki utang lebih dari 2 triliun euro. Selain itu, Kementrian Keuangan Italia harus menjual obligasi dan surat utang dengan nilai lebih dari 35 miliar euro per bulannya. Angka ini melampaui nilai Produk Domestik Bruto tiga negara kecil anggota euro yakni Cyprus, Estonia, dan Malta.