Reporter: Arthur Gideon, Bloomberg | Editor: Dikky Setiawan
PARIS. Royal Dutch Shell Plc. tidak tanggung-tanggung dalam membangun kapal pengeboran gas lepas pantai. Raksasa minyak dan gas asal Belanda ini akan menginvestasikan lebih dari US$ 5 miliar untuk proses pembuatan kapal pengolah gas.
Menurut Direktur Operasional Technip SA, Bernard di Tullio, perusahaan yang disewa Shell untuk membangun kapal tersebut sudah merekrut 100 insinyur untuk pembuatan disain kapal. "Kami menargetkan, Shell sudah bisa menggunakan kapal itu dalam 4 tahun hingga 5 tahun mendatang," ujarnya.
Tullio memprediksi, Shell akan mengorder lebih dari satu kapal. "Shell kemungkinan besar memesan sedikitnya tiga unit kapal," tambahnya. Shell menyiapkan kapal-kapal itu untuk kegiatan eksplorasi dan eksploitasi gas di perairan lepas pantai Australia, Asia, dan Afrika.
Dalam hitungan Shell, pembuatan kapal yang bisa mengeksploitasi hingga memproduksi gas merupakan investasi yang cukup menguntungkan. Biaya mengoperasikan fasilitas produksi berbentuk kapal diyakini lebih murah daripada biaya operasional fasilitas yang kini biasa digunakan, yaitu galangan.
Biaya bisa ditekan karena kapal bisa dipindahkan dari satu ladang gas ke ladang gas yang lain. Dalam cetak biru desain kapal yang sudah dipublikasikan Shell, kapal penghasil gas itu akan memiliki ukuran lebih besar daripada kapal induk alias kapal perang yang biasa digunakan untuk mengangkut pesawat tempur.
Kapal ini nantinya memiliki bobot mati tidak kurang dari 600.000 metrik ton. Sedangkan panjang kapal mencapai 480 meter dengan lebar 75 meter. Rencana Shell menggunakan kapal sebagai fasilitas produksi gas dinilai kalangan minyak dan gas sebagai pertaruhan.
Alasannya, selama ini belum pernah ada yang mengujicoba kestabilan kapal sebagai sarana pengeboran gas. Shell menyatakan, kapal gas itu akan digunakan pertama-tama di ladang Prelude and Concerto, di lepas pantai Australia Barat.