Reporter: Dina Farisah | Editor: Tri Adi
Bagi Sheryl Sandberg, sukses tak cuma berprestasi di dunia profesional. Tersohor sebagai salah satu perempuan yang mencapai puncak karier di dunia teknologi, Sandberg pun mengukir sukses di kehidupan pribadi. Ketertarikan dia terhadap dunia perempuan, memacunya mendorong perempuan lain untuk berani berprestasi di dunia kepemimpinan bisnis. Sandberg juga mengecap kesuksesan di rumah tangganya, sebagai ibu dari dua orang anak.
Sheryl Sandberg merupakan salah satu dari segelintir perempuan yang sanggup menuai sukses di dua dunia. Selain tersohor di dunia bisnis teknologi yang didominasi laki-laki, Sandberg juga sukses merengkuh kebahagiaan di kehidupan pribadi.
Di luar kesibukannya sebagai Direktur Operasional (COO) Facebook Inc, Sandberg juga aktif dan piawai menulis. Berbekal pengalaman panjang sebagai pembicara di ajang bergengsi, Sandberg menuangkan isi kepalanya dalam sebuah buku.
Dia merilis buku perdana yang diberi judul "Lean in Women, Work, and the Will to Lead". Buku Sandberg terbit pada 11 Maret 2013. Buku ini bercerita tentang kepemimpinan bisnis dan bagaimana Sandberg mengembangkannya. Isu feminisme disinggung dalam buku ini. Sebagai perempuan yang memiliki perhatian khusus pada kaum hawa, Sandberg menyoroti minimnya porsi perempuan dalam pemerintahan.
Nama Sandberg sontak berkibar di dunia kaum perempuan lewat buku Lean in Women, Work, and the Will to Lead. Tidak cuma melemparkan kritik pedas, Sandberg juga menyematkan kiat praktis bagi perempuan dalam mengatasi hambatan dan mengambil peran kepemimpinan dalam dunia kerja.
Sejatinya, ide Sandberg berangkat dari diskriminasi terhadap kaum perempuan yang dianggap tidak layak menjadi seorang pemimpin. Ibu dua anak ini menilai, isu seksisme membatasi peran perempuan dalam berkarya.
Niatan Sandberg menulis buku ini adalah mendorong kaum perempuan bersandar pada posisi kepemimpinan. Dengan demikian, suara perempuan memiliki suara lebih banyak dalam organisasi. Alumnus Harvard ini khawatir jika tidak muncul pemimpin perempuan di masa depan.
Popularitas Sandberg di dunia bisnis dan kaum perempuan terbukti. Buku perdana racikan Sandberg laris manis ibarat kacang goreng. Di musim gugur tahun 2013, buku Lean in Women, Work, and the Will to Lead berhasil terjual lebih dari satu juta kopi dan masuk jajaran buku terlaris.
Toh, sibuk berjibaku dengan urusan bisnis tak membuat Sandberg lupa diri mengurusi masalah pribadinya. Sandberg menikah untuk pertama kalinya pada usia 24 tahun, dengan Brian Kraff pada tahun 1993. Namun, pernikahan ini tidak berlangsung lama. Setahun setelah pasangan ini mengucapkan janji suci, mereka mengakhiri biduk rumah tangga pada tahun 1994. Pernikahan singkat ini tidak membuahkan anak.
Lama menjanda, Sandberg kembali menemukan pasangan hidupnya. Ia menikah lagi pada tahun 2004 dengan Dave Goldberg. Dia adalah salah satu petinggi Yahoo Inc yang kemudian menjabat sebagai CEO SurveyMonkey. Bersama Goldberg, Sandberg dikaruniai dua anak. Kebahagiaan itu terasa sempurna hingga akhirnya Goldberg dikabarkan meninggal dunia akibat terjatuh saat berolahraga di atas treadmill. Pada 1 Mei 2015, kepala Goldberg terantuk hingga merenggut nyawanya.
Di dunia bisnis, selama empat tahun berkecimpung menangani perusahaan, Sandberg telah membantu Facebook menjadi perusahaan yang berhasil memperluas jaringan hingga memiliki pengguna lebih dari 900 juta.
Di Facebook, misi pribadi Sandberg yakni ingin mengajak lebih banyak perempuan di negara berkembang agar terhubung dengan internet. Mengutip CNN, Sandberg mengatakan bahwa kesempatan perempuan untuk terhubung internet 25% lebih kecil ketimbang laki-laki. Sandberg ingin ketersediaan koneksi internet membuka kesempatan bagi perempuan untuk meningkatkan taraf hidup.
(Selesai)