Sumber: Bloomberg | Editor: Noverius Laoli
Pejabat China meyakini bahwa Trump memiliki kontrol penuh atas pemerintahan, sehingga jika ada komentar negatif dari pejabat AS yang tidak disangkal Trump, mereka menganggap pernyataan tersebut mencerminkan sikap presiden.
Beijing juga baru-baru ini menyatakan ketidaksenangan terhadap pernyataan Wakil Presiden JD Vance yang menyebut Chinese peasants (petani China).
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, menyebut komentar tersebut "tidak tahu malu dan tidak sopan", sebuah kecaman langsung yang jarang terjadi terhadap pejabat senior AS.
Baca Juga: Donald Trump Ingin Xi Jinping Meneleponnya, Ini Tanggapan China
Di samping itu, China menekankan pentingnya tanggapan AS terhadap berbagai isu sensitif, termasuk kekhawatiran atas kebijakan ekspor AS yang dinilai menghambat kemajuan teknologi China.
Pemerintahan Trump pada Senin lalu melarang Nvidia Corp. menjual chip H20 ke China, memperburuk ketegangan di bidang teknologi.
Isu Taiwan juga menjadi perhatian utama Beijing. China mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya dan menyatakan siap mengambil tindakan, termasuk secara militer, jika terjadi provokasi.
Sumber tersebut menegaskan bahwa China tidak akan memicu konflik, namun akan merespons jika dipancing.
Terakhir, China ingin AS menunjuk seorang penanggung jawab dengan kewenangan jelas dari Presiden Trump untuk mengawasi perundingan. Meskipun tidak memiliki preferensi tertentu, China ingin sosok ini memiliki wewenang penuh dan dapat menjalankan pembicaraan secara efektif.
Baca Juga: China Desak Perguruan Tinggi untuk Sediakan Pendidikan Cinta, Ini Alasannya
China juga memahami bahwa Trump mungkin ingin memimpin langsung proses negosiasi.
Meskipun Beijing akan menghargai keterlibatan langsung Trump, sumber tersebut menyatakan bahwa pendekatan paling efektif adalah dengan menunjuk wakil resmi dari masing-masing presiden untuk mengelola pembicaraan, guna memastikan perundingan dapat menghasilkan pertemuan puncak yang bermakna antara Trump dan Xi.