Sumber: Harian KONTAN, 25 Januari 2012 | Editor: Catur Ari
Dari importir karpet, Simon Reuben melirik bisnis investasi. Ia membeli pabrik karpet di harga murah dan menjual dengan keuntungan besar. Berdasarkan modal itu, ia masuk bisnis properti dan bergabung dengan kakaknya, David membangun Trans World. Perusahaan investasi ini memiliki berbagai portofolio properti di Inggris. Keduanya bertaruh besar ketika masuk Rusia yang baru pecah dari Uni Soviet di 1991. Saat itu, 80% kas Trans World tertanam di Rusia.
Simon Reuben lahir di Bombai dalam keluarga pebisnis Yahudi keturunan Iran. Ketika dirinya masih remaja, kedua orang tuanya berpisah dan Simon memutuskan tinggal bersama ibu dan neneknya di London, Inggris. Simon dan kakaknya, David bersekolah untuk mengejar karier bisnis.
Meski sama-sama berbisnis, di awal, Simon dan David mengambil langkah berbeda. Sekitar tahun 1962, Simon mengimpor karpet dan membeli real estate, sedangkan David fokus di bisnis perdagangan logam.
Mulanya, Simon merupakan importir karpet independen. Namun, ia melihat peluang investasi dengan membeli perusahaan di harga murah dan menjualnya di harga lebih tinggi. Ia membeli pabrik karpet tertua di Inggris, J Holdsworth & Co pada tahun 1965. Setahun kemudian, Simon menjual pabrik dan mendapat untung yang cukup.
Keuntungan tersebut ia pakai untuk berinvestasi di bidang properti. Ia membentuk kelompok properti Devereux awal tahun 1970. Bisnis properti ini tidak berlangsung lama. Ia menjual Devereux ke Bovis di tahun 1972 sebelum pasar properti rontok. Di kemudian hari, ia membeli real estate premium London di harga murah.
David berhenti dari pekerjaannya untuk mendirikan perusahaan perdagangan logam Trans World tahun 1977. Simon menjalankan cabang bisnis investasi properti. Pelan-pelan, ia membangun portofolio bernilai miliaran poundsterling di Inggris.
Simon menjadi pakar di dunia properti London. Ia berkawan dengan banyak pelaku properti, di antaranya pengembang properti legendaris "Black Jack" Delal. Menurut laporan The Observer, Delal dekat dengan pengembang properti Elliott Bernerd. Ketika Bernerd membeli perusahaan Delal, Chelsfield, ia memperkenalkan Bernerd dan Simon. Dua bersaudara Reuben membantu pendanaan pembelian Chelsfield.
Sejak itu, Reuben bersaudara menjadi anggota konsorsium yang berusaha membeli aset-aset properti bermasalah. Reuben bersaudara membeli jaringan hotel Queens Moat Houses. Mereka memasukkan penawaran pada jaringan UCI Cinemas bersama Robert Tchenguiz, salah satu pemilik grup properti Rotch.
Seperti Reuben bersaudara, Robert Tchenguiz dan adiknya Vincent merupakan Yahudi keturunan Iran. Empat sekawan ini menggelar bisnis bersama pertama kali pada akhir tahun1990. Mereka membeli Shell-Mex House, bangunan perkantoran Art Deco di tepi utara Sungai Thames.
Reuben bersaudara juga menjalin hubungan dekat dengan Tom Hunter, pengusaha Skotlandia yang menjual jaringan Sport Division dan menginvestasikan hasil penjualan di properti. Reubens bersaudara memiliki saham di salah satu perusahaan investasi Hunter, Reit Asset Management.
Reuben bersaudara bertaruh besar-besaran ketika membangun satu kantor di Rusia tahun 1991. Tahun itu Uni Soviet pecah menjadi 15 negara. Prosesnya baru kelar Desember tahun yang sama.
Kondisi ini membuat para pebisnis dan investor menghindari pecahan Uni Soviet. Dengan berani, kakak beradik ini membeli mayoritas saham perusahaan aluminium yang diprivatisasi, lewat Trans World. Tahun 2000, keduanya menjual saham perusahaan ini kepada Roman Abramovich senilai £ 300 juta.
Ketika membangun bisnis di Rusia, Reuben bersaudara bekerja sama dengan pebisnis kontroversial Lev Chernoy. Tahun 1992, sekitar 80% kas Trans World tertanam di Rusia. Dalam lima tahun, Trans World menginvestasikan hampir sebesar £ 1 miliar di Rusia dan menjadi salah satu investor asing terbesar.
(Bersambung)