kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.915.000   44.000   2,35%
  • USD/IDR 16.400   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.142   47,86   0,67%
  • KOMPAS100 1.041   10,44   1,01%
  • LQ45 812   9,62   1,20%
  • ISSI 224   0,88   0,39%
  • IDX30 424   4,46   1,06%
  • IDXHIDIV20 504   1,88   0,37%
  • IDX80 117   1,34   1,15%
  • IDXV30 119   0,16   0,14%
  • IDXQ30 139   1,43   1,04%

Singapura bersiap untuk hidup jangka panjang dengan Covid-19, seperti apa?


Kamis, 19 Agustus 2021 / 05:51 WIB
Singapura bersiap untuk hidup jangka panjang dengan Covid-19, seperti apa?
ILUSTRASI. Singapura bersiap untuk menetapkan dasar hidup dengan virus corona seperti halnya penyakit umum lainnya seperti influenza. REUTERS/Edgar Su


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Dengan hanya mencatatkan puluhan angka kematian akibat Covid-19 dan salah satu tingkat vaksinasi tertinggi di dunia, Singapura ingin membuka kembali bisnisnya. Negara ini bersiap untuk menetapkan dasar hidup dengan virus corona seperti halnya penyakit umum lainnya seperti influenza.

Melansir Reuters, pakar medis mengatakan penduduk Singapura mungkin melihat ratusan kematian setiap tahun akibat Covid-19 endemik, mirip dengan flu. Pendekatan pragmatis itu dapat menjadi contoh bagi negara-negara lain yang ingin keluar dari penguncian saat mereka meningkatkan program inokulasi mereka sendiri.

"Satu-satunya cara agar tidak ada kematian akibat penyakit di mana pun di dunia adalah dengan menghilangkan penyakit itu sama sekali dan itu hanya bisa dilakukan untuk cacar," kata Paul Tambyah, presiden Asia Pacific Society of Clinical Microbiology and Infection.

Menurut dokter, di negara dengan populasi 5,7 juta, Singapura telah melaporkan hanya 44 kematian Covid-19 sejak wabah dimulai pada awal Januari 2020. Bandingkan dengan sekitar 800 kematian terkait flu pada tahun biasa.

Baca Juga: Kemenkes: Harga layanan PCR Indonesia termurah kedua di Asean

“Walaupun gagasan tentang ratusan kematian akibat Covid tampaknya mengejutkan dibandingkan dengan kematian sejauh ini dan layak dilakukan upaya pencegahan, itu setara dengan influenza, yang hampir tidak dipedulikan masyarakat,” kata Alex Cook, pakar pemodelan penyakit menular di National Universitas Singapura (NUS).

Dia menambahkan, sebanyak 1.000 orang kemungkinan meninggal dalam satu atau dua tahun ke depan di Singapura jika vaksinasi di kalangan orang tua tidak membaik.

Para ahli memperkirakan bahwa sebagian besar kematian akan terjadi di antara mereka yang berada dalam kelompok usia tertua, yang tetap tidak divaksinasi meskipun memenuhi syarat.

Baca Juga: Singapura Akan Melonggarkan Pembatasan Mulai September, Normalisasi Covid Seperti Flu




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×