Sumber: Euronews | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - LONDON. Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock pada Selasa (21/7) mengatakan, vaksin virus corona akan siap pada Natal tahun ini jika semuanya berjalan dengan baik.
"Pada skenario terbaik, apakah vaksin bisa siap untuk Natal, jawabannya Ya," kata Hancock seperti dikutip Euronews.
Optimisme sang menteri tentunya bukan tanpa alasan. Ini menyusul pernyataan tim peneliti dari Universitas Oxford yang mengatakan, calon vaksin virus corona yang mereka ciptakan memberikan respon imun yang baik di hampir semua orang yang menjadi sukarelawan.
Meskipun demikian, Hancock tetap mengingatkan masyarakat Inggris untuk tetap bersiap pada kemungkinan terburuk yang bisa terjadi nanti.
"Vaksin adalah ilmu yang tidak pasti, dan kita harus tetap berhati-hati," ujarnya.
Baca Juga: Uji coba vaksin corona buatan China di Brasil masuki tahap akhir
Saat ini, Hancok dan jajarannya mengaku, sudah menumpahkan segala sumber daya yang ada untuk melahirkan vaksin virus corona secepatnya.
Bukan cuma untuk masyarakat Inggris, Hancock mengungkapkan, vaksin virus corona yang sedang Universitas Oxford kembangkan kelak juga didistribusikan ke negara lain.
Ia meyakini, ilmu tentang vaksin virus corona juga harus bisa dibagikan dengan benar ke masyarakat luas. Inggris tidak akan menghalangi negara lain yang ingin mendapatkan ilmu vaksin dari mereka.
Sambil menunggu uji coba fase 3 yang Universitas Oxford lakukan, saat ini otoritas kesehatan Inggris sedang berusaha mempersiapkan keperluan kesehatan menjelang musim dingin.
Langkah-langkah yang sudah Inggris lakukan antara lain perluasan jangkauan tes virus hingga penambahan kapasitas rumahsakit. Pasokan alat pelindung diri dan obat-obatan juga sedang mereka pastikan ada pada jalur yang lancar.
Baca Juga: Ramaikan perlombaan, Korea Utara klaim uji klinis vaksin corona ke manusia
Inggris adalah negara dengan kasus virus corona terburuk di Benua Eropa, dengan lebih dari 297.000 kasus dan 45.300 kematian. Tapi, Pemerintah Inggris menuntut ada pendataan yang lebih akurat karena temuan kesalahan data di Inggris dan Wales.
Public Health England (PHE) dinilai lalai melaporkan data karena mencantumkan kematian pasien Covid-19 yang sudah sembuh tapi kemudian meninggal karena sebab lain. Hancock meminta PHE untuk menerbitkan metodologi yang tepat untuk mendapatkan data nasional yang lebih akurat.