Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - MADRID. Parlemen Spanyol akan menyelidiki Meta Platforms Inc. (META) terkait dugaan pelanggaran privasi pengguna Facebook dan Instagram, kata Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez pada Rabu.
"Di Spanyol, hukum berada di atas algoritma atau platform teknologi besar manapun. Dan siapa pun yang melanggar hak kami akan menanggung konsekuensinya," tegas Sanchez dalam pernyataan resmi.
Latar Belakang Investigasi
Penyelidikan ini muncul setelah penelitian internasional menemukan bahwa Meta menggunakan mekanisme tersembunyi untuk melacak aktivitas web pengguna perangkat Android, menurut kantor Perdana Menteri.
Baca Juga: CEO Meta Mark Zuckerberg Beri Kabar Fantastis untuk Investor Nvidia, Apa Itu?
Hingga saat ini, Meta belum memberikan tanggapan resmi atas permintaan komentar.
Implikasi Hubungan Internasional
Langkah Spanyol ini berpotensi menambah ketegangan dengan Washington, yang sebelumnya menyoroti kegagalan Madrid memenuhi target pengeluaran NATO dan hubungan ramah dengan Beijing.
Selain itu, pemerintahan Presiden Donald Trump juga mengkritik EU Digital Markets Act (DMA) yang membatasi kekuatan Big Tech, serta Digital Services Act (DSA) yang mewajibkan platform besar menangani konten ilegal dan berbahaya.
Dugaan Pelanggaran Hukum EU
Pemerintah Spanyol menyatakan bahwa Meta mungkin melanggar berbagai hukum Uni Eropa terkait keamanan dan privasi, termasuk:
-
General Data Protection Regulation (GDPR)
-
ePrivacy Directive
-
Digital Markets Act (DMA)
-
Digital Services Act (DSA)
Baca Juga: Meta Catat Biaya Sekali Bayar Rp 256 Triliun Untuk Program Trump
Meta, yang dipimpin miliarder Mark Zuckerberg, akan dipanggil untuk memberikan kesaksian di depan komite DPR Spanyol.
Perusahaan ini sebelumnya beberapa kali berseteru secara hukum dengan Komisi Eropa. Temuan awal Oktober 2025 menyatakan bahwa Meta dan TikTok melanggar kewajiban hukum untuk memberikan akses data publik yang memadai bagi peneliti.
Pada 2024, Komisi Eropa menjatuhkan denda 798 juta euro (US$923 juta) kepada Meta terkait praktik abusif yang menguntungkan Facebook Marketplace, sementara pada Juli 2024, perusahaan juga dikenai tuduhan gagal mematuhi DMA pada model iklan baru berbasis bayar atau persetujuan.













