Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID. Meta Platforms Inc mencetak hasil kuartalan di atas ekspektasi dan memberikan proyeksi pendapatan yang meyakinkan, berkat dorongan teknologi kecerdasan buatan (AI) pada bisnis inti periklanannya. Hal ini membuat saham Meta melejit 11% dalam perdagangan setelah pasar, Rabu (30/7/2025).
Perusahaan induk Facebook dan Instagram ini memproyeksikan pendapatan kuartal III-2025 di rentang US$47,5 miliar hingga US$50,5 miliar.
Angka ini jauh lebih tinggi dari estimasi analis yang dihimpun LSEG sebesar US$46,15 miliar.
Baca Juga: Meta Bajak Dua Peneliti AI Apple untuk Dorong Ambisi Superintelligence
“Kami melihat lonjakan konversi iklan sebesar 5% di Instagram dan 3% di Facebook berkat rekomendasi iklan berbasis AI,” kata CEO Meta, Mark Zuckerberg, dalam konferensi dengan analis.
Zuckerberg menambahkan bahwa AI membuat lompatan besar dalam monetisasi produk dan mempercepat efisiensi operasional.
Meta juga baru saja meluncurkan fitur baru dalam rangkaian Advantage+ yang memungkinkan pengiklan mengubah gambar statis menjadi video dengan bantuan AI.
Investasi AI Jor-joran, Capex Naik Lagi
Meski kinerja apik, kekhawatiran investor soal belanja jumbo Meta belum sepenuhnya hilang. Meta kembali menaikkan batas bawah belanja modal (capex) tahun ini sebesar US$2 miliar, menjadi US$66 miliar–US$72 miliar.
Baca Juga: Batasi Anak Akses Medsos, Meta Terapkan Verifikasi Usia Pakai Video Selfie
Biaya tersebut banyak dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur pusat data dan perekrutan talenta AI kelas dunia.
Meta memproyeksikan pertumbuhan beban operasional 2026 akan melampaui tahun 2025, seiring gaji tinggi untuk merekrut peneliti AI dan belanja agresif untuk membangun superintelligence, AI yang kecerdasannya melampaui manusia dalam segala hal.
“Kami akan terus mendorong strategi ini secara sangat agresif,” ujar Zuckerberg.
Meta baru saja menggelontorkan US$14,3 miliar untuk membeli saham di startup AI Scale dan merekrut CEO-nya, Alexandr Wang, dengan imbalan fantastis.
Perusahaan juga dikabarkan menawarkan paket kompensasi lebih dari US$100 juta kepada peneliti-peneliti AI dari perusahaan rival.
Saham Meroket, Tapi Risiko Regulasi Mengintai
Meski beban membengkak, pasar tetap antusias. Saham Meta telah naik hampir 20% sepanjang tahun ini, dan lonjakan Rabu malam bersama Microsoft menambahkan sekitar setengah triliun dolar pada kapitalisasi pasar keduanya.
Baca Juga: Langkah Ambisius Meta dalam Dunia AI Dinilai Tidak Sinergis dan Berisiko
Namun, Meta tetap menghadapi tekanan regulasi. Pemerintah AS tengah menggugat Meta atas dugaan monopoli dan berupaya memaksanya melepaskan Instagram dan WhatsApp.
Persidangan atas kasus ini diperkirakan akan bergulir paling cepat akhir tahun.
Minda Smiley, analis senior eMarketer, menilai lonjakan kinerja Meta adalah bukti bahwa investasi AI pada sektor iklan mulai membuahkan hasil.
Namun, ia juga mewanti-wanti bahwa pengeluaran besar untuk proyek AI yang ambisius bisa menimbulkan kekhawatiran lanjutan dari investor yang menuntut hasil nyata.
Meta mencatat pendapatan US$47,52 miliar pada kuartal II-2025, melampaui estimasi US$44,80 miliar. Laba per saham tercatat US$7,14, jauh di atas perkiraan analis US$5,92.
Reels, produk video pendek Instagram yang bersaing langsung dengan TikTok dan YouTube Shorts, diperkirakan akan menyumbang lebih dari separuh pendapatan iklan Meta di AS tahun ini.