Reporter: Dyah Megasari |
MADRID. Kabar buruk belum mau pergi dari Spanyol. Bank Sentral Spanyol kembali mengingatkan dunia bahwa aktivitas ekonomi Negeri Matador itu menyusut signifikan di kuartal 3.
Kondisi ini kembali mencemaskan lantaran bisa menghambat upaya pemerintah menekan laju defisit anggaran negara. Jika ekonomi merekam grafik penurunan, target defisit yang dipatok akan sulit tercapai.
Krisis kepercayaan konsumen membuat ekonomi Spanyol jatuh dengan kecepatan yang lebih tinggi dari perkiraan awal. Namun, bank sentral menyatakan masih terlalu dini untuk menyimpulkan dampak apa saja atas perlambatan ini.
Defisit anggaran ditargetkan mengecil menjadi 6,3% dari produk domestik bruto (GDP) tahun 2012, dari yang semula 9% dari GDP pada tahun lalu. Sebelumnya, pemerintah memutuskan untuk menaikkan pajak pertambahan nilai mulai bulan September. Namun di tengah perekonomian yang lemah dan tingkat pengangguran yang tinggi, membuat upaya pemerintah untuk meningkatkan penerimaan pajak menjadi semakin sulit.
Meski negaranya masih krisis, Perdana Menteri Italia Mario Monti menilai bahwa Spanyol terlihat sangat keras untuk menjinakkan anggaran agar tak membengkak. Pengawasan fiskal yang ketat diyakini bisa menurunkan biaya pinjaman bagi negara di kawasan euro yang bermasalah.
"Spanyol terus melakukan penuntasan krisis secara mendalam. Negara ini berada di jalur yang benar dan akan segera keluar dari zona berisiko," pendapat Monti yang dikutip saat acara televisi "Charlie Rose" PBS.
Saat ini, Italia membayar 3,73% biaya pinjaman lebih tinggidari Jerman untuk surat utang bertenor 10 tahun. Sementara pemerintah Spanyol membayar 4,55% lebih tinggi. Bisa dikatakan kondisi Spanyol lebih parah dari Italia.