Sumber: Reuters | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - Spirit AeroSystems mengatakan pada hari Selasa (13/11) bahwa mereka akan menerima pembayaran di muka hingga US$350 juta dari pelanggan terbesarnya Boeing dan US$107 juta dari Airbus.
Hal ini yang menjadi penyelamat dikala perusahaan mengalami kerugian selama empat tahun berturut-turut.
Rencana untuk perjanjian pendanaan dengan Boeing, yang pertama kali dilaporkan minggu lalu oleh Reuters, muncul beberapa hari setelah Spirit mengeluarkan peringatan going concern- yang secara efektif memberi tahu investor bahwa mereka mungkin tidak dapat membayar tagihannya dalam 12 bulan ke depan.
Sebagai pemasok utama bagi Boeing dan Airbus, serta pembuat jet yang lebih kecil seperti Bombardier Spirit Aero telah melihat persediaan menumpuk dan pengiriman merosot dalam beberapa minggu terakhir setelah pemogokan yang baru-baru ini diselesaikan di Boeing.
Baca Juga: VW Tingkatkan Investasi di Produsen Mobil Listrik, Rivian Senilai US$ 5,8 Miliar
Airbus setuju untuk memberikan Spirit pembayaran di muka hingga US$107 juta sehubungan dengan pengiriman suku cadang untuk Airbus.
Boeing, yang berencana untuk membeli kembali anak perusahaannya, membutuhkan Spirit Aero untuk tetap beroperasi karena perusahaan tersebut berupaya untuk menghidupkan kembali produksi jet setelah pemogokan selama 53 hari oleh sebagian besar pegawainya.
Airbus juga bergantung pada Spirit Aero untuk suku cadang penting bagi jet A350 dan A220 miliknya dan telah memperingatkan bahwa keterlambatan dalam menerima suku cadang dari Spirit dapat mengganggu pengiriman A350 pada tahun 2025.
Pemasok badan pesawat untuk Boeing 737 MAX dan suku cadang penting dari 787 dan model lainnya mengatakan bahwa mereka memperkirakan akan menghabiskan sekitar $450 juta hingga $500 juta selama tiga bulan terakhir tahun 2024 dan paruh pertama tahun 2025.
"Perjanjian ini membantu meningkatkan likuiditas kami. Kami terus mengupayakan berbagai opsi untuk mengatasi kendala keuangan dan penyimpanan jarak kami dan bekerja sama dengan pelanggan kami dalam masalah ini," kata juru bicara Spirit Joe Buccino.
Boeing mengatakan bahwa mereka terus bekerja sama dengan Spirit untuk menstabilkan sistem produksi kami dan membantu kami memenuhi kebutuhan pelanggan.
Keuangan Spirit Aero terpuruk ketika produksi Boeing MAX merosot setelah ledakan di udara pada tanggal 5 Januari pada model baru.
Proses baru untuk memeriksa badan pesawat yang cacat yang diperkenalkan pada bulan Maret semakin menunda pengiriman Spirit, yang menyebabkan penumpukan badan pesawat di dalam dan luar pabrik pemasok yang luas di Kansas.
Baca Juga: Bill Gates Investasikan 50% Lebih Dana Amalnya di Dua Saham Perusahaan Ini